REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan alat rapid test Biozek Covid-19 IgG/IgM asal Belanda meningkat di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Indonesia melalui Kimi Farma menjadi salah satu negara pengguna alat tersebut.
"Kami melihat peningkatan permintaan dan penjualan speedtests corona di seluruh dunia," kata CEO MACH-E BV distributor eksklusif produk Biozek di Indonesia, Erro Verschoor, dalam keterangan tulis di Jakarta, Rabu (13/5).
Namun ia menyoroti justru ada perusahaan yang mencoba mengambil manfaat dari krisis dunia saat ini. Produk tersebut akhirnya dikirim kembali atau dilarang digunakan di Eropa.
"Kami telah melihat banyak tes, bahkan dengan berbagai sertifikat masuk ke pasar tapi gagal memenuhi standar kualitas sesuai dengan peraturan," ujar Verschoor.
Saat ini, lanjut dia, alat rapid test Biozek Covid-19 IgG/IgM/Mach-E telah diakui di Eropa dan digunakan di banyak negara. Di antaranya Italia, Prancis, Spanyol, Inggris, Jerman, Rusia, Swiss, Belanda, Amerika Serikat, India, Kuwait, Israel, dan Arab Saudi.
Alat rapid test Biozek Covid-19 IgG/IgM/Mach-E dibuat di Belanda, di bawah regulasi Uni Eropa yang ketat. "Peraturan di sana tidak memberikan ruang untuk kesalahan," kata dia.
PT Kimia Farma Tbk (Persero) telah menerima 300 ribu alat rapid test Biozek Covid-19 IgG/IgM. Adapun pengiriman pertama Biozek telah diserahterimakan di Belanda kepada perwakilan BUMN farmasi ini dan disaksikan perwakilan Kedutaan Besar RI di Belanda. Kimia Farma berharap dapat berkolaborasi jangka panjang guna membantu menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.