Rabu 13 May 2020 23:44 WIB

Lailatul Qadar Waktunya Rahasia, tapi Ini Tanda-Tandanya

Allah SWT merahasiakan kapan Lailatul Qadar itu terjadi.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT merahasiakan kapan Lailatul Qadar itu terjadi. Ilustrasi Lailatul Qadar
Foto: Republika/mgrol101
Allah SWT merahasiakan kapan Lailatul Qadar itu terjadi. Ilustrasi Lailatul Qadar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT pemilik segala waktu merahasiakan kapan tepatnya malam istimewa yakni Lailatur Qadar. Meski demikian Allah SWT melalui Rasul-Nya memberikan beberapa tanda datangnya malam mulia itu.  

Ustadz Ahmad, Lc MA dalam bukunya "Jaminan Mendapat Lailatul Qadar" mengatakan di antara tanda seorang hamba mendapatkan Lailatul Qadar adalah merasakan kelezatan ibadah pada malam harinya. Rasulullah SAW mengabarkan malam tersebut datang pada malam-malam ganjil Ramadhan. 

Baca Juga

"Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ciri Lailatul Qadar adalah bila orang-orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya," kata Ustadz Ahmad. 

Namun, dari sekian banyak riwayat yang menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar ini mempunyai tanda dan alamat yang bisa diketahui dan dirasakan, tidak berarti bahwa setiap orang dapat mengatahui dan merasakannya.

Menurut dia,  seorang Muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadhannya, memungkinkan baginya mendapatkan Lailatul Qadar itu tanpa dia ketahui tanda malam mulia tersebut.  

Dia mengutip Imam Ath Thabari, bahwa mengetahui tanda Lailatul Qadar itu bukan sesuatu yang pasti dan dapat dirasakan semua orang yang menghidupkan malam tersebut. 

"Itu (tanda-tanda Lailatul Qadar) tidak mesti, seorang Muslim bisa saja mendapatkan malam mulia tersebut dan ia tidak melihat atau mendengar sesuatu dari tanda-tanda itu," katanya.

Tanda lainnya, yaitu udara dan suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, "Lailatul Qadar adalah malam tenteram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah." 

Cahaya mentari redup menjadi tanda Qadar dan hal ini sesuai hadits Nabi yang menginformasikan ciri malam Qadar adalah bila ada cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya. 

Dasarnya dari hadits Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda. "Keesokan hari Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan.” (HR Muslim).

Tanda Qadar juga terkadang terbawa dalam mimpi seperti yang dialami sebagian sahabat Nabi. Dari sahabat Ibnu Umar RA bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi SAW diperlihatkan Lailatul Qadar dalam mimpi (oleh Allah SWT) pada tujuh malam terakhir (Ramadhan) kemudian Rasulullah 

SAW berkata, ”Aku melihat bahwa mimpi kalian (tentang Lailatul Qadar) terjadi pada tujuh malam terakhir. Maka barang siapa yang mau mencarinya maka carilah pada tujuh malam terakhir.” (HR Muslim). 

Tanda lainya di mana bulan tampak separuh bulatan. Ada juga yang menyebutkan bahwa malam itu bulan 

nampak separuh bulatan, sebagaimana hadits berikut ini. 

Abu Hurairah radliyallahuanhu berkata, ”Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang  berukuran separuh nampan.” (HR Muslim).

Ciri yang lain dari Lailatul Qadar adalah malam itu terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan). 

Dasarnya adalah hadits Ubadah bin Shamit radhiyallahuanhu berikut ini. "Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tenteram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak 

dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR  Ahmad) 

“Lailatu Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).” (HR Ath Thabrani).

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement