Kamis 14 May 2020 09:25 WIB

DPRD Karawang Temukan Cadangan Beras Berkutu

Cadangan beras untuk dapur umum PSBB kondisinya bau dan berkutu

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Cadangan beras untuk dapur umum PSBB kondisinya bau dan berkutu. Ilustrasi.
Foto: Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO
Cadangan beras untuk dapur umum PSBB kondisinya bau dan berkutu. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG - Komisi II DPRD Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar) menemukan cadangan beras untuk dapur umum kondisinya bau dan berkutu. Temuan itu diperoleh saat inspeksi mendadak ke gudang beras Bulog Sub Divre Karawang di wilayah Kecamatan Rengasdengklok.

"Kami turun ke lapangan meninjau kondisi beras untuk dapur umum di gudang Bulog, karena banyak masyarakat yang menyampaikan beras itu bau dan banyak kutunya," kata anggota Komisi II DPRD setempat Natala Sumedha di Karawang, Rabu.

Baca Juga

Ia mengatakan karung berisi beras yang kondisinya bau dan berkutu adalah beras cadangan pangan pokok daerah atau cadangan beras Pemkab Karawang. Terkait dengan cadangan beras itu, Pemkab Karawang dan Bulog setempat sudah bekerja sama sejak 2014.

Informasi dari pihak Bulog, beras tersebut didistribusikan ke sejumlah desa di sekitar Karawang untuk memenuhi kebutuhan dapur umum yang didirikan di tengah pandemi Covid-19. "Jadi ada sekitar 80 ton cadangan beras Pemkab Karawang yang disimpan di gudang Bulog, ada juga sekitar 20 ton cadangan beras pemerintah pusat," imbuh Natala.

Selama empat tahun terakhir ini, cadangan beras tersebut menumpuk di gudang Bulog karena tidak pernah digunakan. Beras itu baru digunakan saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memenuhi kebutuhan dapur umum. Natala menyampaikan pihaknya meminta Bulog mengganti beras yang sudah terlanjur didistribusikan untuk dapur umum di desa-desa, karena kondisinya bau dan berkutu.

"Meskipun beras tidak ada masa kadaluwarsa, tapi yang namanya sudah bau dan banyak kutu tetap saja tidak layak dikonsumsi. Apalagi Bulog tidak bisa menjamin tidak sakit perut kalau makan nasi dari beras itu. Jadi kami meminta beras bau dan berkutu yang sudah telanjur terdistribusi ditarik dan diganti," ujarnya.

Ketua Komisi II DPRD Karawang Anggi Rostiana mengakui saat sidak berlangsung ada beberapa pihak kecamatan yang mengembalikan beras untuk ditukarkan. Beras tersebut disortir sampai tidak berbau dan berkutu, kemudian dibawa pihak kecamatan.

Sekda Karawang Acep Jamhuri menyatakan pihaknya telah menarik kembali beras yang sebelumnya telah didistribusikan untuk dapur umum karena dikeluhkan bau dan berkutu. Ia mengatakan beras-beras yang didistribusikan untuk dapur umum ialah beras cadangan yang dibeli Pemkab Karawang dari anggaran persediaan pangan tahun 2019, sebanyak 84 ton. Beras itu disimpan di gudang Bulog Purwasari dan Amansari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement