REPUBLIKA.CO.ID, BASRAH -- Dalam sebuah surat, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menulis:
"Amma ba'du. Telah dituturkan kepadaku bahwa para wanita orang-orang yang dungu dan keras sama-sama ke pasar jika ada kematian. Mereka menelanjangi kepala mereka dan meratap-rapat seperti ratapan jahiliah. Sungguh, tidak ada kemurahan bagi wanita untuk melepas penutup kepala mereka sejak diperintahkan untuk memakainya hingga dada mereka. Karenanya, laranglah ratapan ini dengan keras. Datangilah tentara kalian dan perintahkanlah mereka untuk melarang adanya ratapan di rumah dan di jalan. Sesungguhnya, Allah telah memerintahkan kaum mukminin saat ditimpa musibah dengan dua perintah yang terbaik di dunia dan akhirat. Allah berfirman (QS:Al Baqarah 156-157)
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ - ١٥٦
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ - ١٥٧
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.