REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Provinsi Bengkulu mengumumkan tambahan 10 kasus baru positif Covid-19 dari dua keluarga.
Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Provinsi Bengkulu, Jaduliwan pada jumpa pers, Jumat mengatakan dari 10 kasus itu lima di antaranya merupakan satu keluarga di Kota Bengkulu, empat orang satu keluarga di Kabupaten Bengkulu Selatan, dan satu tenaga kesehatan.
"Hari ini ada tambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 yakni lima di Kota Bengkulu dan lima di Kabupaten Bengkulu Selatan. Total kasus positif jadi 53 kasus," ucap Jaduliwan.
Ia menjelaskan, satu keluarga di Kota Bengkulu itu yakni kasus nomor 44 laki-laki usia 48 tahun, kasus nomor 45 perempuan usia 20 tahun yang merupakan anak dari kasus 44, kasus 46 perempuan usia 40 tahun merupakan istri dari kasus 44.
Selanjutnya, kasus nomor 47 perempuan usia 13 tahun merupakan anak kasus 44, dan kasus 48 perempuan 11 tahun yang juga anak dari kasus 44. "Kelimanya tidak memiliki gejala klinis dan merupakan kriteria Orang Tanpa Gejala (OTG). Mereka saat ini diminta untuk melakukan isolasi mandiri," ucapnya.
Kronologis tertularnya satu keluarga di Kota Bengkulu berawal dari kasus 44 yang merupakan kepala rumah tangga memiliki riwayat kontak dengan kasus 37 yang merupakan warga Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Keduanya merupakan rekan kerja di kantor Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Bengkulu.
Sedangkan empat orang yang merupakan satu keluarga di Kabupaten Bengkulu Selatan yakni kasus 50 laki-laki usia 44 tahun, kasus 51 perempuan usia 17 tahun, kasus 52 perempuan umur delapan tahun, dan kasus 53 laki-laki usia 13 tahun.
Ada juga tambahan satu kasus di Kabupaten Bengkulu Selatan yang merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas yakni kasus nomor 49 perempuan usia 32 tahun.
"Kasus nomor 50 sampai 53 itu dia memiliki riwayat kontak dengan kasus 09 yang merupakan petugas posko Covid-19 di Kabupaten Bengkulu Selatan. Mereka saat ini menjalani isolasi mandiri karena tidak ada gejala klinis," kata Jaduliwan