"Tahun ini, enggak banyak beli kue Lebaran. Kayaknya tamunya juga bakal sedikit atau malah enggak ada karena takut corona."
TALUN, AYOBANDUNG.COM -- Usaha kue-kue Lebaran mengalami penurunan di tengah pandemi Covid-19.
Protokol kesehatan yang membatasi aktivitas di luar rumah diprediksi berlaku pula pada Idulfitri 2020.
Pembatasan aktivitas di luar rumah memungkinkan Lebaran kali ini minim, bahkan nyaris tanpa silaturahmi besar-besaran (open house), baik di rumah maupun di luar rumah.
Dampaknya, acara jamuan pun diprediksi berkurang. Sejumlah warga mengaku, minat membeli kue Lebaran kali ini tak sebesar sebelumnya.
"Tahun ini, enggak banyak beli kue Lebaran. Kayaknya tamunya juga bakal sedikit atau malah enggak ada karena takut corona," ujar seorang warga Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Nuryati, kepada Ayocirebon.com (Ayo Media Network), Sabtu (16/5/2020).
Dia mengatakan, tahun ini keluarganya tak memungkinkan mudik ke kampung halaman di Kabupaten Kuningan. Sepengetahuannya, yang diperbolehkan hanyalah mudik lokal di satu daerah.
AYO BACA : Mengintip Keberadaan 'Kampung Pengemis' di Kota Bandung
Pada Lebaran sebelumnya, kue yang dibeli Nuryati cukuplah banyak. Tak cuma untuk jamuan bagi tamu yang datang ke rumahnya, dia mengaku, sebagian kue dia berikan kepada sanak saudaranya di Kuningan sebagai buah tangan.
Di sisi lain, kondisi ekonomi pun menjadi salah satu pertimbangan. Perempuan beranak tiga ini telah sepakat dengan sang suami untuk lebih bijak memanfaatkan pendapatan mereka.
"Simpanan diperbesar, khawatir ada apa-apa dan butuh biaya," ujarnya.
Meski tanpa mudik, Nuryati dan sang suami tahun ini bersiap menanti kedatangan anaknya yang akan berlebaran di rumah. Satu anaknya yang terakhir telah menikah dan menetap satu kota di kawasan berbeda.
"Ya, paling kue Lebaran dimakan saya, suami, dan anak sama menantu saja,” ujarnya disambung tawa.
Sementara itu, seorang pengolah kue Lebaran di Desa Ciperna, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Zahra tak menampik pesanan yang diterimanya menurun tahun ini.
"Agak sedikit berkurang sih mbak dibanding tahun lalu. Mungkin karena Covid, kan pada di rumah aja, jadi pasti orang-orang pada buat kue lebaran sendiri," tuturnya kepada Ayocirebon.com.
AYO BACA : Pengakuan 'Manusia Karung' di Bandung, Eks Sopir Angkot hingga Pedagang Asongan
Pemilik usaha Arra Cookies yang telah menerima pesanan kue Lebaran sejak 2012 ini memperkirakan kemerosotan pesanan kuenya sekitar 30%.
Dia biasanya mengolah kue nastar keju, kaasstengels, choco chip, choco crunch, putri salju keju, stik coklat, lidah kucing, dan lainnya. Semua kue olahan dia tawarkan secara daring.
Peminatnya selama ini kebanyakan rekan-rekan sekantor. Meski sudah tak lagi bekerja dan kini mencoba memfokuskan diri untuk menekuni jasa boga, mantan karyawan salah satu perusahaan asuransi di Jakarta ini masih tetap melayani pesanan rekan-rekannya.
"Tahun ini (pesanan) kebanyakan dari Jakarta. Kalau tahun-tahun lalu sebagian besar pesanan dari Cirebon, sebagian lain dari luar kota," ujarnya.
Menurutnya, pesanan kue sudah ramai sejak satu bulan sebelum lebaran. Namun, di tengah pandemi kali ini, dia membatasi masa pesanan karena khawatir dengan masalah pengiriman kue, terutama yang datang dari luar kota.
Zahra mengaku, usaha kue Lebarannya kala pandemi kini tak terlalu banyak mendatangkan laba. Karenanya, selain kue Lebaran, dia pun mengolah masakan lain, seperti sambal cumi, lasagna, macaroni schotel, dimsum, dan lainnya.
"Buat aku pribadi ya alhamdulillah, menguntungkan mah enggak, tapi insyaallah mencukupi," ungkapnya.
Zahra pun masih optimistis usahanya berjalan baik di tengah masa sulit sekarang.
AYO BACA : 8 Tradisi Masyarakat Indonesia Saat Lebaran, Baju Baru hingga Sungkeman