Ahad 17 May 2020 23:19 WIB

Pengusaha Proyeksi Peredaran Uang ke Daerah Turun 80 Persen

Aliran uang dari Jakarta ke daerah mudik tahun ini hanya sekitar Rp 2 triliun.

Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Aliran uang.  Peredaran uang ke daerah tujuan mudik saat musim Idul Fitri 1441 Hijriah/Lebaran 2020 diproyeksi turun 80 persen.
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Aliran uang. Peredaran uang ke daerah tujuan mudik saat musim Idul Fitri 1441 Hijriah/Lebaran 2020 diproyeksi turun 80 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan peredaran uang ke daerah tujuan mudik saat musim Idul Fitri 1441 Hijriah/Lebaran 2020 diproyeksi turun 80 persen. Hal ini sebagai dampak wabah virus corona jenis baru (Covid-19).

"Yang tadinya diperkirakan aliran uang dari Jakarta ke daerah tujuan wisata sekitar Rp10,8 triliun diperkirakan akan turun 80 persen atau hanya sekitar Rp2 triliun," kata Sarman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (17/5).

Baca Juga

Dana itu pun, lanjut Sarman, hanya mengalir melalui kiriman/transfer via bank atau kantor pos dari warga yang masih punya simpanan atau kelebihan untuk dibagikan kepada keluarga di kampung. "Sehingga Idul Fitri tahun ini tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah. Harapan para pelaku UKM untuk mendapat omzet dan keberuntungan saat momen Lebaran kali ini pupus," katanya.

Pada kondisi normal, aliran uang dari kota ke daerah tujuan mudik saat puncak Idul Fitri selalu naik dari tahun ke tahun. Dalam kondisi normal, uang yang mengalir ke daerah tujuan mudik tahun 2020 ini diperkirakan sebesar Rp10,8 triliun, naik 13,7 persen dari tahun 2019 sebesar Rp9,5 triliun.