REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepertinya normal baru sudah dimulai di Jerman ketika Bundesliga menggelar lagi musim kompetisi yang terhenti oleh pandemi virus corona Sabtu 16 Mei lalu. Tanpa penonton, tak boleh berpelukan, jangan meludah, dilarang minum dalam botol yang sama, dan banyak lagi, para pesepak bola liga utama Jerman bertanding dengan aturan yang sama sekali lain untuk mengakomodasi upaya mencegah penyebaran virus pencipta penyakit Covid-19 itu. Sampai Selasa (19/5) dini hari WIB, Bundesliga sudah menyelesaikan sembilan pertandingan.
Borussia Dortmund sempat meneror Bayern Munchen yang memuncaki klasemen ketika untuk kesekian kalinya si ajaib Erling Braut Haaland menjadi inspirator tim kala membuka pesta gol 4-0 ke gawang Schalke dalam derbi Ruhr yang antusiastis disiarkan langsung stasiun-stasiun televisi di seluruh dunia.
Sehari kemudian Bayern menjauh lagi dari kejaran Dortmund setelah memperdaya tuan rumah Union Berlin 2-0. Sedangkan Bayer Leverkusen yang menghabisi Werder Bremen 4-1 menjadi pertandingan terakhir sebelum klub-klub bertanding lagi 23 Mei nanti, hingga 27 Juni seandainya segala sesuatunya berjalan lancar.
Sampai pertandingan kesembilan itu, restart Bundesliga berjalan baik-baik saja tanpa insiden, sekalipun memang tidak sedramatis laga yang disaksikan penonton langsung di stadion. Sampai-sampai protes pemain kepada wasit dan kartu kuning apalagi kartu merah pun minim terjadi.
Sebenarnya tak sama sekali tanpa penonton di stadion-stadion yang kosong melompong. Sebab, kesembilan pertandingan itu disebut-sebut menarik ratusan juta pasang mata, kalau tidak satu miliar pasang mata, di seluruh dunia.
"Mengingat Bundesliga menjadi satu-satunya liga yang disiarkan televisi, saya perkirakan kami akan punya audiens satu miliar," klaim CEO Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge kepada majalah SportBild.
Mungkin Rummenigge terlalu optimistis, tetapi ada banyak alasan untuk membenarkan klaim dia.
Lihat saja perlakuan televisi-televisi Inggris. Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola, televisi Inggris menyiarkan langsung seluruh pertandingan Liga Jerman, sedangkan media massa cetak dan online mereka ramai-ramai mengupas detail klub-klub Bundesliga.
Hasilnya, mengutip Daily Telegraph, jumlah pemirsa televisi Inggris yang menyaksikan Bundesliga mencatat rekor terbanyak sepanjang sejarah.