Selasa 19 May 2020 18:44 WIB

Lab RSUD dr Moewardi Periksa Sampel PCR dari Solo Raya

RSUD dr Moewardi mulai melayani pemeriksaan PCR pada pekan lalu.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
RSUD dr Moewardi mulai menerima pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) pekan lalu. Ilustrasi
Foto: dok. Freeport
RSUD dr Moewardi mulai menerima pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) pekan lalu. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi di Solo mulai menerima pemeriksaan spesimen polymerase chain reaction (PCR) Covid-19 pada pekan lalu. Kapasitas pemeriksaan masih terbatas karena tenaga laboratorium juga terbatas.

Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD dr Moewardi Eko Haryati mengatakan, pada pekan pertama operasional, Laboratorium Covid-19 di RSUD-nya fokus mengerjakan pemeriksaan swab pasien yang dirawat di rumah sakit milik Pemprov Jawa Tengah tersebut. Kemudian, RSUD dr Moewardi mulai menerima spesimen dari luar pada pekan ini.

"Iya sudah mulai pekan lalu. Kami melayani pemeriksaan sampel dari wilayah Solo Raya," jelasnya saat dihubungi wartawan, Selasa (19/5).

Dengan dibukanya layanan pemeriksaan sampel swab PCR tersebut, maka di Solo ada dua laboratorium Covid-19, yakni di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) dan RSUD dr Moewardi. Keduanya melayani sampel dari wilayah Solo Raya yang dibagi dua.

RS UNS melayani sampel dari Solo, Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Wonogiri, serta ditambah Pekalongan. Sedangkan RSUD dr Moewardi melayani sampel dari Karanganyar dan Sragen.

Eko mengungkapkan, kapasitas uji baru sebanyak 60 spesimen per hari. "Sebenarnya stok reagen aman. Cuma kami keterbatasan tenaga. Saat ini hanya empat orang, paling tidak butuh empat orang lagi," terangnya.

Eko berharap, dengan adanya dua laboratorium Covid-19 di Solo, hasil pemeriksaan sampel swab PCR bisa lebih cepat keluar. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement