REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Andre Rahadian mengatakan sudah ada sebanyak 30.098 sukarelawan medis dan nonmedis yang bergabung untuk menangani Covid-19 yang disebabkan virus corona jenis baru.
"Kami menggandeng berbagai organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan sehingga walaupun yang terdaftar 30 ribu lebih, yang bekerja di lapangan mencapai 100 ribu lebih," katanya saat jumpa pers yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang disiarkan langsung akun Youtube BNPB Indonesia saat dipantau di Jakarta, Rabu (20/5).
Andre mengatakan dari 30 ribu lebih sukarelawan tersebut, sebanyak 7.115 orang merupakan sukarelawan medis dan 22.983 orang adalah nonmedis. Mereka tersebar di seluruh Indonesia, tetapi sebanyak 70 persen bertugas di Pulau Jawa yang memang merupakan episentrum penyebaran Covid-19.
"Sebanyak 80 persen di antara mereka berusia 40 tahun ke bawah sehingga relatif aman dari tertular COVID-19 dan bisa maksimal dalam bekerja," katanya.
Selain sukarelawan yang berada di bawah Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan dikoordinasi oleh organsasi-organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, Andre menyebutkan juga ada 15 ribu sukarelawan mahasiswa yang mendaftar melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sukarelawan di bidang medis meliputi dokter, bidan, dan perawat; sedangkan untuk bidang nonmedis bergerak di bidang logistik dan administrasi umum.
"Sukarelawan nonmedis juga berperan dalam mengumpulkan data orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, dan masyarakat yang terdampak COVID-19 secara ekonomi, serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat," kata Andre Rahadian.