Jumat 22 May 2020 13:07 WIB

Begini Nasib Ikan Hias Indonesia

Proses ekspor ikan selama ini dinilai rumit.

Red: Natalia Endah Hapsari
Pengunjung melihat ikan hias di salah satu stan pada acara Pameran Ikan Hias (ilustrasi).
Foto: Abdan Syakura
Pengunjung melihat ikan hias di salah satu stan pada acara Pameran Ikan Hias (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Arief Hardjadinata, pelaku usaha yang bergerak di bidang ikan arwana, mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapinya terkait ekspor ikan arwana. Menurut Arief proses ekspor ikan arwana yang selama ini dia alami memang begitu rumit.

Dari mulai proses CITES sampai proses pengiriman dengan maskapai penerbangan sangat berbelit-belit."Ditambah terbatasnya sumber daya manusia dan fasilitas di daerah Kalimantan Selatan untuk memperlancar proses ekspor ikan hias, contohnya saja Form E, dan Bea Cukai yang tidak ada di bandara, adanya di pelabuhan laut," katanya.

Tidak hanya itu, pada masa pandemi COVID-19 ini pun tidak ada penerbangan pertama langsung dari Banjarmasin ke Cina."Jadi ini betul-betul menambah kesulitan bagi kami, barang saya itu harus transit di Jakarta dan itu sangat berisiko karena ikan hias ini hidup berdasarkan oksigen yang ada di dalam kantong. Kalau ikan mati kami rugi," jelas Arief.

Menanggapi masalah tersebut Vice President Cargo Commercial PT Garuda Indonesia Joseph Tendean mengaku akan menindaklanjuti hal-hal tersebut.Joseph mengatakan pihaknya akan terus mendukung ekspor komoditas ikan arwana. Dengan jaringan yang luas, harga yang kompetitif, prioritas keberangkatan, dan memberikan kelonggaran dalam batas penerimaan barang (empat jam sebelum berangkat).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement