REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Kepala Staf Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, Gergely Gulyas mengatakan sesuai perintah pengadilan Eropa negaranya akan membongkar zona transit di perbatasan. Zona itu merupakan sebuah tempat untuk menampung para pencari suaka saat pihak berwenang meninjau permintaan mereka.
Pada pekan lalu, Pengadilan Eropa memutuskan empat orang yang berada zona transit diperbatasan Hungaria-Serbia adalah tahanan. Pengadilan Eropa meminta pengadilan setempat segera membebaskan mereka.
"Pemerintah Hungaria tidak sepakat dengan putusan itu, kami mempertimbangkan keamanan Eropa tapi sebagai anggota Uni Eropa, kami akan mematuhi semua perintah pengadilan," kata Gulyas dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/5).
Pengadilan Keadilan meninjau kasus dua orang Afghanistan dan dua orang Iran yang tiba di Hungaria dari Serbia pada akhir 2018 dan awal 2018 lalu. Mereka mengajukan suaka di zona transit Röszke, Hungaria.
Gulyas mengatakan empat orang itu yang saat ini masih di zona transit akan ditahan di tempat lain. Sementara, 280 orang lainnya akan dipindahkan ke fasilitas untuk pencari suaka.
Gulyas menjelaskan setelah zona transit itu dibongkar, permintaan suaka hanya dapat diajukan di Kedutaan dan Konsulat Hungaria. Pada puncak krisis imigrasi 2015 lalu Perdana Menteri Victor Orban menutup perbatasan selatan Hungaria dengan kawat.
Hungaria adalah jalur transit ratusan ribu imigran. Para imigran menelusuri negara-negara Balkan untuk sampai ke Eropa Barat.