REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Warga Jalur Gaza melaksanakan shalat Jumat di masjid-masjid, Jumat (22/5). Ini adalah untuk pertama kalinya masjid di Gaza dibuka kembali sejak ditutup mulai Maret, meski kekhawatiran infeksi virus corona masih membayangi.
Jamaah shalat diberi penyanitasi tangan ketika mereka akan memasuki masjid. Mereka juga membawa sajadah sendiri, memakai masker, dan menjaga jarak termasuk ketika shalat jamaah dilakukan. Pembukaan masjid ini dilakukan pada Jumat terakhir, menjelang Idul Fitri.
Pihak berwenang di Gaza melaporkan ada 35 kasus baru Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Jumlah kasus total di wilayah yang diblokade ini menjadi 55 kasus. Semua kasus itu terjadi di dalam fasilitas karantina. Namun, muncul kekhawatiran bahwa wabah ini akan merebak karena sistem kesehatan Gaza yang amat rapuh.
Jalur Gaza diblokade Israel dan Mesir sejak Hamas berkuasa pada 2007. Perang tak seimbang sebanyak tiga kali dengan Israel telah membuat sistem kesehatan kian terpuruk.
Warga hanya boleh masuk ke Gaza melalui perlintasan Rafah yang berada di perbatasan Gaza dan Mesir. Mereka yang baru tiba di Gaza diwajibkan menjalani karantina selama 21 hari.
Hamas menyatakan melarang warga untuk pulang ke Gaza hingga akhir Juni. Pembatasan tersebut diperlukan agar petugas kesehatan memiliki waktu untuk mengatasi kasus-kasus baru.