Sabtu 23 May 2020 06:16 WIB

Kominfo: Masyarakat Akan Terbiasa dengan The New Normal

Kontribusi masyarakat secara kolektif menjadi inti dalam memutus penyebaran Covid-19.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof Widodo Muktiyo
Foto: Istimewa
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof Widodo Muktiyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah saat ini tengah merancang petunjuk pelaksanaan protokol Kesehatan dalam fase normal baru atau “The New Normal” selama belum ditemukan vaksin wabah Covid-19. Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Prof. Widodo Muktiyo menerangkan saat ini tidak ada pilihan lain bagi manusia selain mulai mengikuti konsep baru kehidupan di tengah wabah Covid-19.

“Covid-19 memaksa kita untuk menjalani kehidupan normal baru (New Normal). Konsep belajar, ibadah, bekerja harus mengikuti cara baru. Ada perubahan besar yang akan kita alami. Kini, tetap di rumah menjadi gaya hidup (stay at home lifestyle), kita menurunkan mobilitas, keluar rumah seminimal mungkin. Lama-lama kita akan terbiasa,” ujar Widodo dalam Webinar bertema Internet dan Perlindungan Kesehatan Pada Masa Pandemi Covid-19 via Aplikasi Zoom, Jumat (22/5).

Sementara, pihak Kemenkes kini tengah menyiapkan 31 protokol Kesehatan untuk beraktivitas selama pandemi belum berakhir. Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes dr. Riskiyana S Putra mengatakan setelah lebaran nanti akan ada pelonggaran pembatasan sosial setelah masa tanggap darurat berakhir. Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan modul-modul panduan pencegahan Covid-19 kepada RT, RW dan desa seluruh Indonesia dalam memasuki masa The New Normal.

“Saat ini kita mulai fight in peace dengan Covid-19. Kemenkes sedang menyiapkan konsep the new lifestyle dalam the new normal. Kami menyusun 31 protokol untuk kondisi kita menjalani kehidupan normal baru, dalam bersekolah, beribadah, bekerja dan seluruh aktivitas sehari-hari,” ujar Riskiyana.

Selain persoalan persiapan menghadapi The New Normal, Kominfo juga melakukan diseminasi informasi terutama dalam menangkal informasi-informasi hoaks tentang Covid-19. Pihaknya bertanggung jawab pada bidang komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan melibatkan tokoh-tokoh, ulama, selebriti dan influencer untuk menyampaikan kalimat persuasif supaya masyarakat patuh pada protokol Kesehatan selama pandemi, salah satunya adalah tidak mudik tahun ini.

Apalagi jelang lebaran, angka we separuh penularan terjadi di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Selain itu, Kominfo juga menghimbau agar masyarakat agar tidak mudah terpengaruh berita-berita hoaks supaya tidak stres selama berada di rumah.

Caranya adalah mengurangi penggunaan media sosial dan sering mengkroscek validasi berita ke media konvensional seperti televisi dan radio. “Bagaimana agar kita tidak stres menghadapi informasi? Cara paling gampang adalah kalau kita tidak siap mendengarkan berita di medsos yang banyak sekali itu, dengarkan saja TV atau radio. Karena TV dan Radio itu media yang paling bisa dipercaya, karena ada KPI yang mengawasi. Kalau medsos itu semua orang bisa menyebarkan informasi, harus dilacak kebenarannya,” ujar Widodo.

“Misalnya di WA grup itu, paling susah kita mengantisipasinya. Hati-hati, jangan mudah percaya informasi yang beredar di WA grup,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menghimbau agar seluruh masyarakat Indonesia untuk aware terhadap penularan covid-19 yang kini menyebar ke seluruh daerah. Masyarakat diminta untuk tidak menganggap enteng Covid-19 dan membantu pemerintah dalam menanggulanginya.

“Kontribusi masyarakat secara kolektif menjadi inti dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam melakukannya, maka sudah menjadi kewajiban kita semua untuk selalu melindungi Kesehatan diri dan orang lain dengan stay at home, work from home dan tidak mudik,” kata Aryani.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement