REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memperpanjang status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 sampai 7 Juni 2020. Perpanjangan tersebut merupakan kesekian kalinya sejak Pemkot memutuskan menetapkan KLB Covid-19 pada pertengahan Maret 2020.
Terakhir, perpanjangan KLB ditetapkan sampai 29 Mei 2020. Kemudian diperpanjang sampai 7 Juni 2020 lantaran adanya penambahan empat kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Solo.
Selain penambahan kasus positif, pemkot juga masih harus menunggu hasil uji swab polymerase chain reaction (PCR) sejumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan peserta rapid test massal yang hasilnya reaktif.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan hasil rapid test yang diperoleh sampai Selasa menunjukkan ada delapan tenaga kesehatan yang hasilnya reaktif. Selain itu, dua pedagang dari Pasar Depok, dan satu pedagang dari mal Solo Paragon. Mereka berstatus orang dalam pemantauan (ODP) yang akan menjalani karantina di Dalem Joyokusuman. Nantinya, jika hasil uji swab PCR pedagang di Pasar Depok dan mal Solo Paragon tersebut ini positif terkonfirmasi Covid-19, maka pasar dan mal tersebut akan ditutup total selama 14 hari.
"Tujuh hari setelah Lebaran kami akan kembali menggelar rapid test massal. Kalau hasilnya banyak yang reaktif, pasti menjadi masukan pada evaluasi KLB berikutnya," kata Wali Kota kepada wartawan, Selasa (26/5).
Sentara itu, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan, empat penambahan kasus positif Covid-19 tersebut tiga di antaranya berasal dari Kelurahan Joyotakan, dan satu pasien dari Kelurahan Semanggi. Saat ini, tiga pasien positif asal Joyotakan telah dirawat di RSUD Bung Karno sedangkan pasien asal Semanggi dirawat di RSUD dr Moewardi.
"Secara komulatif sampai hari ini jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Solo mencapai 33 orang," paparnya.
Ahyani merinci, dari jumlah tersebut, empat orang meninggal dunia, 22 pasien dinyatakan sembuh, dan tujuh orang masih menjalani dirawat inap. Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) naik jadi 195 orang, dengan rincian, 13 pasien masih menjalani rawat inap, 153 pasien dinyatakan sembuh, dan 29 orang meninggal dunia. Kemudian, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) menjadi 587 orang. Rinciannya, tiga orang menjalani rawat inap, 31 orang rawat jalan, 34 orang masih dalam pemantauan, dan 519 dinyatakan selesai pemantauan.