Rabu 27 May 2020 14:04 WIB

Jelang New Normal, Ini Saran IDI untuk Pemerintah

Masyarakat tidak bisa berperilaku seperti dulu mengingat corona belum ada obatnya.

Menggunakan masker (ilustrasi)
Foto: Republika
Menggunakan masker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung mengingatkan pemerintah saksama mengedukasi masyarakat. Hal tersebut harus dilakukan apabila ingin menerapkan kehidupan normal baru (new normal) karena pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum ada vaksin atau obatnya.

"Mau tidak mau jika ingin mengambil kebijakan ini, masyarakat perlu disadarkan bahwa kita tidak bisa berperilaku sama seperti dulu lagi karena corona ini belum ada vaksin dan obatnya," ujar Ketua IDI Cabang Bandar Lampung dr Aditya M Biomed, Rabu (27/5).

Pihaknya setuju dengan langkah yang diambil pemerintah. Apalagi jika sudah ada peta jalan tentang apa saja yang harus dikerjakan dan diterapkan menuju kehidupan normal baru.

"Sekarang tinggal masyarakatnya yang harus diedukasi bahwa jangan mimpi lagi 100 persen kehidupan akan seperti sebelum ada corona, yang mana akhirnya kitalah yang harus beradaptasi dengan situasi ini," kata dia.

Menurut dia, agar tatanan kehidupan normal baru dapat berjalan dengan keinginan pemerintah, dibutuhkan kerja sama antarsemua pihak, masyarakat dan pemerintah. Terkait dengan pihak yang akan mengatur bagaimana jalannya dunia industri, pendidikan dan ekonomi, maka rakyat harus dibekali pemahaman tersebut.

Aditya mengatakan semua pihak harus menyamakan pikiran tentang bagaimana waspada dan memproteksi diri dengan menerapkan protokol kesehatan jika benar new normal ini akan dijalankan. "Agar kita tidak dikalahkan oleh virus ini," kata dia.

Namun apabila penerapan kehidupan normal baru itu lebih mengedepankan herd immunity (kekebalan kelompok), pihaknya kurang setuju karena tidak manusiawi. Menurut dia, pemerintah ketika mengambil kebijakan ini harus bisa mencukupi kebutuhan gizi masyarakatnya agar imun mereka kuat. "Ini yang harus dipahami new normal, bukanlah untuk menyeleksi sebagian manusia," ujarnya.

Sekarang, kata dia, tinggal bagaimana caranya pemerintah memperbaiki status gizi masyarakat dan mempermudah mereka mendapatkan suplai gizi yang murah. Masyarakat yang tidak mampu memenuhi asupan gizi dan vitamin untuk meningkatkan imunitas juga harus dibantu.

"Jangan sampai ini hanya sekadar jadi pameo atau imbauan saja, tapi bener-benar dipermudah seperti bangsa lain di mana negara yang hadir atau menghadirkan itu bagi rakyatnya," ujarnya.

Dia mengatakan kehidupan normal baru yang ditonjolkan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat, yaitu membenahi perilaku mereka sehingga sadar virus corona jenis baru itu belum bisa dimusnahkan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement