Kamis 28 May 2020 05:19 WIB

Jika Aku Harus Memillih: Lagu Ultah untuk Cak Nun

Selamat ulang tahun ke 67 Cak Nun.

Red: Muhammad Subarkah
Emha Ainun Nadjic
Foto: Google.com
Emha Ainun Nadjic

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: DR Najib Azca, Dosen Sosiologi UGM

Aku tahu bagimu momen pertambahan umur mungkin tak penting-penting banget. Tapi aku ingin memberimu ‘kado kecil’ yang mungkin juga tidak berarti: sebuah puisi lamamu yang pernah dilagukan dengan bersahaja oleh sobatmu Ebiet G.Ade di sebuah kaset rekaman lawas. Hanya diiringi petikan gitar akustik dan suara harmonika. Tapi sepertinya lagu itu tak bisa lekang dari ingatanku—meski pertama kudengar mungkin awal tahun 1980an atau bahkan akhir 1970an dan tak pernah direkam untuk khalayak luas hingga kini.

Seingatku pada waktu itulah aku pertama mendengar namamu, Emha Ainun Nadjib, juga sedikit mengenal puisi-puisimu. Kebetulan kakak sulungku mas Rifqi (yang kini menjadi dokter spesialis jantung di Semarang) semasa remaja aktif di komunitas seni dan teater yang diasuh oleh EH. Kartanegara, sobat lawasmu di Jogja yang asal Pekalongan. Nah, dari lingkaran pergaulan seni di Pekalongan itulah aku ikut menikmati musikalisasi puisi-puisimu yang dinyanyikan dengan indah oleh Ebiet.

Perkenalanku denganmu dan karya-karyamu bertambah pada saat teman-teman aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) di Kota Pekalongan mengadakan pameran buku dan pentas seni pada sekitar tahun 1983. Kami bekerjasama dengan Mas Adil Amrullah, adikmu, yang waktu itu mengadakan pameran buku keliling ke berbagai kota sambil membawa rombongan Teater Dinasti yang engkau komandani. Aku ingat engkau mementaskan pembacaan puisi yang memukau penonton dengan iringan musik unik yang berasal dari seperangkat gamelan plus instrument musik modern.