REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mulai membersihkan rumah dan perabotan begitu banjir yang meliputi sebagian wilayah kota surut.
Di kawasan Jalan dr Sutomo Samarinda, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, banjir sudah tidak lagi menggenangi rumah-rumah warga meski masih ada jalan yang tergenang air setinggi sekitar 30 cm.
Warga yang sempat mengungsi sudah mulai kembali ke rumah untuk membersihkan rumah dan banjir yang terdampakbanjir. Mereka juga mulai membawa kembali mobil dan sepeda motor yang sempat diungsikan.
"Alhamdulillah listrik dan air sudah hidup, sehingga kami bisa membersihkan barang-barang dan rumah yang terendam lumpur," kata Tono, warga Gang 8 Jalan dr Sutomo.
Pria yang bekerja di perusahaan swasta tersebut mengatakan banjir kali ini lebih parah jika dibandingkan dengan banjir tahun sebelumnya.
"Kalau rumah di pinggir jalanan memang masuk air seukuran mata kaki, tapi kali ini sampai 40 cm di dalam rumah, apalagi rumah warga yang tinggal di dalam, ketinggian air bisa mencapai sedada orang dewasa," katanya.
Di Jalan Gatot Subroto Samarinda, banjir juga mulai surut. Tinggi genangan air di jalan itu tinggal beberapa cm. Kendaraan juga sudah bisa lewat.
Warga di kawasan jalan itu mulai membersihkan bekas lumpur yang meliputi pekarangan dan bagian dalam rumah akibat banjir yang berlangsung selama beberapa hari.
"Mau tidak mau kami harus bersih- bersih, karena baunya tidak sedap akibat rendaman air selama berhari- hari," kata Pujianto, warga Gang 4 Jalan Gatot Subroto.
Di kawasan perumahan Bengukuring dan Griya Mukti, yang paling parah terdampakbanjir, genangan air juga sudah mulai surut. Meski demikian, masih ada beberapa rumah warga yang tergenang.
Banjir melanda wilayahSamarinda sejak 22 Mei 2020, dua hari sebelum Ramadhan berakhir. Pada25 Mei 2020, banjir meliputi 10 kelurahan di empat kecamatan di Samarinda, berdampak pada 7.810 keluarga yang terdiri atas 27.335 orang.