REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam berdoa, kita juga diharapkan untuk memperhatikan adab-adabnya. Adapun adab-adabnya, seperti yang dituliskan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam bukunya yang berjudul Terapi Hati, yaitu:
1. Merasa benar-benar hadir dan 'bertemu' dengan Sang Khalik sehingga mampu berkonsentrasi secara penuh.
2. Merendahkan diri serta tunduk khusyuk ke hadirat-Nya.
3. Menghadap kiblat
4. Harus dalam keadaan suci, kalau bisa dalam keadaan wudhu.
5. Mengangkat tangan kepada Allah.
6. Memulainya dengan pujian kepada Allah. Misalnya membaca 'Alhamdulillah', lalu membaca shalawat kepada Nabi.
7. Sebelum menyampaikan keinginannya, seorang terlebih dulu memohon ampunan dan bertobat kepada Allah. Misalnya dengan mengucapkan 'Astagfirullah wa atub ilaih'.
8. Memohon ke hadirat Allah dengan sungguh-sungguh.
9. Berdoa dengan penuh harap dan takut, bertawasul kepada-Nya dengan nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, dan mengesakan-Nya.
10. Bersedekah sebelum berdoa.
Ibnu Qayyim menuliskan, dengan memperhatikan adab tersebut, doa tersebut hampir tidak ditolak. Apalagi jika sesuai dengan rencana Allah.
Atau, seperti yang dikatakan oleh Nabi, doa tersebut akan mendapatkan ijabah, atau doa tersebut berisi nama Allah yang teragung.
Di antara doa yang berisi nama Allah yang teragung tersebut adalah yang terdapat pada hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, Nabi Muhammad pernah mendengar seorang laki-laki berdoa:
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu, karena aku menyaksikan bahwa Engkau adalah Allah yang Maha Tunggal, tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tiada seorang pun yang setara dengan-Nya."
Mendengar doa laki-laki itu, Nabi bersabda, "Ia telah memohon kepada Allah dengan nama-Nya. Bila seorang memohon dengan memakai nama tersebut, Allah akan memberi. Kalau ia berdoa, Allah pasti mengabulkan (memberi ijabah)."
Kemudian, Nabi mengatakan kepada laki-laki tersebut, "Engkau telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang agung."