REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Racing Point menyatakan optimisme mereka bisa tampil lebih kompetitif di ajang Formula 1 (F1) ketika aturan baru berupa batas bujet mulai berlaku tahun depan. FIA telah menyetujui proposal batas bujet 145 juta dolar AS bagi setiap tim kompetitor mulai tahun depan sebagai salah satu upaya meratakan level kompetisi.
Hal itu membuka peluang bagi tim-tim yang tak sekaya tiga tim besar; Mercedes, Ferrari dan Red Bull, untuk bertarung memperebutkan podium pada 2021.
"Itu tentunya akan membuat kami mampu bertarung dengan mereka yang sebelumnya menjadi tim-tim besar, karena mereka tak akan bisa jadi tim besar lagi. Mereka akan harus kembali lagi dan semakin dekat dengan level kami," demikian technical director Racing Point Andrew Green seperti dikutip laman resmi Formula 1, Kamis (28/5).
Green telah menjadi bagian integral Racing Point sejak tim itu masih bernama Jordan ketika debut di F1 pada 1991. Tim yang bermarkas di Silverstone, Inggris itu, telah biasa bekerja dengan jumlah staf yang tak terlalu banyak ketimbang rival-rivalnya.
Green yakin jika pengetahuan dan pengalaman mereka dalam mengoperasikan tim secara efisien akan menjadi keuntungan tersendiri ketika batas bujet bagi setiap tim akan berangsur dikurangi di musim-musim yang akan datang.
"Kami telah melakukannya selama bertahun-tahun," kata Green. "Kami telah berada di level ini dalam waktu yang sangat lama, dan saya kira kami melakukan tugas itu dengan baik."
Racing Point, yang dimiliki oleh miliarder Kanada Lawrence Stroll, akan berganti nama menjadi Aston Martin untuk bertarung di F1 musim depan.
Sementara F1 ingin memulai musim balapan yang tertunda karena krisis kesehatan global di Austria pada Juli nanti kendati mereka belum mengeluarkan revisi kalender tahun ini.