Jumat 29 May 2020 11:32 WIB

Inggris Bersiap Longgarkan Lockdown

Inggris melonggarkan lockdown dengan melakukan pengujian dan sistem pelacakan pasien.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Deretan kursi dengan tanda-tanda jarak sosial di Stasiun Victoria, London, Senin (11/5).  Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada hari Minggu kembai membuka aktifitas perkantoran setelah masa lockdown.
Foto: AP / Kirsty Wigglesworth
Deretan kursi dengan tanda-tanda jarak sosial di Stasiun Victoria, London, Senin (11/5). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada hari Minggu kembai membuka aktifitas perkantoran setelah masa lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan melonggarkan lockdown atau karantina nasional pada pekan depan. Dengan pelonggaran tersebut, warga Inggris dapat keluar rumah dengan tetap menaati aturan menjaga jarak. Sementara itu, sekolah akan dibuka kembali mulai Senin mendatang.

"Perubahan ini berarti bahwa teman dan keluarga dapat mulai bertemu orang yang mereka cintai, mungkin melihat kedua orang tua sekaligus atau kakek nenek. Kalian bisa mengadakan pertemuan keluarga di taman, bahkan mengadakan barbekyu asalkan tetap menjaga jarak sosial, rajin mencuci tangan," ujar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Baca Juga

Pelonggaran lockdown dilakukan ketika Inggris meluncurkan pengujian baru dan sistem pelacakan untuk pasien Covid-19. Mereka yang melakukan kontak dengan pasien virus corona akan diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari meskipun tanpa gejala. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara memiliki program serupa yang baru akan diluncurkan. Data resmi menunjukkan bahwa lebih dari 48 ribu warga Inggris meninggal dunia akibat virus corona.

Johnson menghadapi kritik atas penanganan pandemi virus corona, terutama setelah penasihat seniornya, Dominic Cummings, mengemudi sejauh 250 mil dari London ke Inggris Utara untuk melihat kondisi anaknya. Cummings bepergian di tengah pemberlakukan lockdown.

Perilaku Cummings telah dikritik oleh politisi dari semua partai besar. Bahkan, sejumlah pihak mendesak agar dia mundur dari jabatannya karena telah merusak kepercayaan warga terhadap pemerintah. Namun, Johnson tetap mempertahankan Cummings. Ia juga meminta semua pihak untuk move on dari masalah tersebut dan fokus pada penanganan pandemi virus corona.

Cummings, yang mendalangi kampanye 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa selama referendum Brexit, melakukan perjalanan ke Durham pada akhir Maret. Dia melakukan perjalanan ketika pemerintah memberlakukan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran virus corona. Kantor perdana menteri mengatakan, Cummings melakukan perjalanan untuk memastikan putranya yang berusia 4 tahun dirawat dengan baik karena istrinya terinfeksi virus corona.

Cummings menjawab berbagai pertanyaan dari wartawan selama satu jam mengenai perjalanannya. Dia mengakui bahwa istrinya telah terinfeksi virus corona, sementara kedua orang tuanya kemungkinan tidak bisa merawat putranya. Cummings kemudian memutuskan untuk membawa putranya ke sebuah pondok di wilayah pertanian ayahnya sehingga keponakannya yang berusia 17 tahun dapat merawat putranya tersebut. Dia mengaku belum menemukan opsi pengasuhan anak alternatif di London. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement