REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono menegaskan bahwa dua unit mobil PCR bantuan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat bukan hanya untuk Surabaya. Mobil tersebut diperuntukkan juga untuk Provinsi Jawa Timur yang diperbantukan untuk sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur.
"Mobil PCR ini untuk Provinsi Jatim. Dalam statementnya bahwa bukan hanya untuk Surabaya tapi juga spesifik disebutkan untuk kota lain seperti Sidoarjo dan Lumajang," kata Suban, dalam siaran persnya yang diterima Sabtu (30/5).
Suban lalu menjelaskan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur juga telah bersurat kepada Gugus Tugas Pusat pada 11 mei 2020. Isi surat itu adalah permohonan dukungan percepatan penegakkan diagnosis Covid 19.
Di dalam surat tersebut, Gugus Tugas Jatim meminta permohonan mesin PCR 15 unit. "Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa, Red) telepon juga bapak Doni Monardo (Kepala Gugus Tugas Pusat dan BNPB, Red) dan juga bapak Pangdam (Pangdam V Brawijaya) juga komunikasi ke kepala BNPB untuk segera ada bantuan mobil unit PCR," lanjut Suban.
Suban sendiri juga langsung menghubungi Doni Monardo dan diarahkan ke Deputi Kedaruratan Dody Reswandi untuk menindaklanjuti hal tersebut. "Dari perbincangan tersebut bahwa pada 27 malam, sudah dikirim satu unit mobil, berisi dua mesin PCR," lanjut Suban.
Suban juga diberikan nomor telepon untuk menghubungi sopir maupun kru dari mobil PCR tersebut. Tujuannya untuk mengarahkan ke tempat serah terima mobil PCR tersebut. "Kita sepakat bahwa kedatangannya diterima di RS darurat di Jalan Indrapura. Saat perjalan dimonitor terus dan akhirnya tiba di Surabaya pukul empat pagi," lanjut Suban.
Pada tanggal itu juga, mobil tersebut langsung beroperasi di RS Unair mengerjakan 200 sampel dan di asrama haji 100 sampel. "Sehingga total sudah ada 300 sampel untuk Surabaya," kata Suban.
Dia mengatakan, jika mencermati, di surat Wali Kota Surabaya bermohon bantuan swab tanggal 22 mei 2002. Padahal mobil unit ini baru datang pada tanggal 27 Mei. Surat wali kota tersebut belum kita jawab karena sudah langsung beroperasi. Kita jelaskan karena ada pemberitaan yang kurang jelas," lanjutnya.
Kemudian, pada 28 Mei, mobil PCR tersebut bergerak ke Lamongan dan Sidoarjo karena banyak juga sampel yang harus diuji. "Termasuk Tulungagung butuh bantuan juga karena kapasitas swab-nya (terbatas)," ucap Suban.
Ia menjelaskan PDP di Tulungangung tertinggi nomor dua di Jatim. "Ada 588 PDP. 172 di antaranya meninggal sebelum di-swab. Jadi mobil ini harus berkeliling ke daerah yang membutuhkan," ujarnya.