Senin 01 Jun 2020 04:59 WIB

Empat Keutamaan Belajar dan Mengajar

Belajar dan mengajar memiliki sejumlah keutamaan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Kegiatan belajar dan mengajar (ilustrasi)
Foto: gahetna.nl
Kegiatan belajar dan mengajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Belajar mengajar atau ta'lim wa ta'llum merupakan amalan sangat penting untuk dihidupkan, baik di masjid bersama jamaah maupun di rumah bersama anggota keluarga. Hal ini disebabkan karena ta'lim wa ta'allum adalah salah satu amalan yang hidup zaman Nabi di Masjid Nabawi.

"Maksud taklim wa ta'allum adalah untuk meningkatkan semangat jazbah atau beramal, karena di bacakan firman-firman Allah swt dan sabda-sabda Rasulullah saw, yang membicarakan tentang keutamaan mengerjakan suatu amalan dan ancaman jika meninggalkannya," kata Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal. 

Baca Juga

Syaikhul Maulana menyampaikan berdasarkan HR Muslim, Abu Dawud ada empat fadhilah ta'klim wa ta'allum. Pertama mendapatkan sakinah atau ketenangan jiwa, kedua dicucuri rahmat Allah SWT, ketiga dikerumuni para malaikat, keempat dibangg-anggakan  Allah swt di depan majelis para malaikat.

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah bersabda tidak berkumpul suatu kaum dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membacakan kitab Allah, saling mengejarkan sesama mereka, kecuali diturunkan kepada mereka sakinah, rahmat menyirami mereka, para malaikat akan mengerumuni mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di kalangan malaikat yang ada di sisinya."

Syaikh Maulana juga membagi adab taklim wa'tallum menjadi dua yakni adab lahiriyah dan adab batiniyyah. Adab lahiriyah di antaranya pertama memiliki wudhu, kedua duduk iftirasy atau duduk tahiyat awal, ketiga memakai wangi-wangian, keempat duduk rapat rapat.

Sementara adab batiniyiyah di antarnya pertama Ta'zhim atau mengagungkan dan memuliakan, kedua Tashdiq wal-yaqin atau membenarkan dan meyakini 

ketiga Taatsur fil-qalbi atau mengesankan dalam hati, keempat Niyatul-amal wa tabligh atau berniat mengamalkan dan menyampaikan.

Ada lainnya yaitu hati tawazuh dan tawadhu kepada Allah swt. Jika kita mendengar firman Allah dan hadis rasulullah saat anak-anak Allah Subhanahu Wa Ta'ala sendiri atau Rasulullah sendiri yang sedang berbicara kepada kita. Apabila nama Allah disebut, maka kita ucapkan Subhanahu Wa Ta'ala atau Azza Wa Jalla apabila sama Rasulullah disebut, maka kita ucapkan Sallallahuallaihiwasallam, dan bila nama sahabat disebut kita ucapkan Radhiyallahuanhu untuk laki-laki, dan Radhiyallahuanha untuk wanita  

"Jika nama nabi atau malaikat disebut maka kita ucapkan alaihissalam. Ucapan-ucapan tersebut diucapkan secara sirri pada akhir taklim para mustami diajak untuk mengamalkan dan menyampaikan apa yang telah didengar kepada orang lain selanjutnya majelis ditutup dengan doa kifarah majelis."Maha Suci Engkau ya Allah, segala puji bagimu Engkau, saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau, saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu." 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement