Selasa 02 Jun 2020 12:04 WIB

Kitab Suci Aceh Menghilang di Google Play Store

Dewan meminta Google menutup aplikasi Kitab Suci Aceh.

Google Play Store. Ilustrasi
Foto: androidheadlines.com
Google Play Store. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH BESAR -- Kitab Suci Aceh di Google Play Store menuai polemik. Anggota dewan dan pemerintah daerah Aceh sepakat meminta agar Google menutup aplikasi itu.

Namun ketika Republika.co.id, mencoba mengecek langsung di Google Play Store, Selasa (2/6) Kitab Suci Aceh sudah tidak ada. Ketika ditelusuri lewat mesin pencari Google, URL yang coba dibuka sudah tidak lagi bisa diakses.  "We're sorry, the requested URL was not found on this server."

Secara terpisah anggota DPR Asal Aceh Fadhlullah sangat mendukung sikap Pemerintah Aceh yang meminta perusahaan Google menutup aplikasi 'Kitab Suci Aceh' di Google Play Store. Pasalnya 'Kitab Suci Aceh' ini sangat provokatif dan telah meresahkan masyarakat.

“Kami sangat mendukung dengan langkah yang diambil oleh Plt Gubernur Aceh Novaa Iriansyah, karena dengan beredarnya aplikasi tersebut telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Aceh,” katanya dihubungi di Banda Aceh, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya menanggapi adanya aplikasi “Kitab Suci Aceh” yang saat ini sangat meresahkan masyarakat di provinsi setempat. Ia menjelaskan kehadiran aplikasi tersebut juga dapat mendiskreditkan Aceh yang mayoritas beragama Islam.

“Artinya, kehadiran aplikasi ini sangat provokatif dan dapat mengancam kerukunan umat beragama di Aceh,” kata politisi yang akrab di sapa Dek Fad itu.

Karena itu ia meminta kepada kementerian terkait juga dapat mengambil langkah konkrit terhadap aplikasi tersebut sehingga tidak memecah belah umat. “Kami juga mengecam dengan adanya aplikasi tersebut dan meminta Google untuk dapat segera menghapus aplikasi yang menuai protes dari berbagai pihak, di Aceh khususnya,” katanya.

Ia menambahkan kerukunan umat dan kedamaian telah terbina dengan baik di Aceh, jangan sampai dengan hadirnya aplikasi tersebut merusak tatanan yang telah terbangun di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement