REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten memperbaiki saluran irigasi untuk normalisasi pasokan persediaan air. Hal itu dilakukan guna mendukung percepatan masa tanam padi di daerah itu.
"Kita menargetkan bulan Juni 2020 ini sudah dilaksanakan percepatan tanam sehubungan curah hujan cenderung meningkat di daerah itu," kata seorang petani di Blok Cibungur Pasir Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Samian (55) di Lebak, Selasa (2/6).
Perbaikan saluran irigasi di areal Daerah Irigasi (DI) Bendungan Cijoro yang mengaliri lahan padi seluas 75 hektare dilakukan secara bergotong royong oleh petani setempat. Selama ini, jaringan irigasi tersebut mengalami pendangkalan sehingga kerap kali areal persawahan kekeringan.
Ia mengharapkan kegiatan secara gotong royong tersebut membuat persediaan air terpenuhi untuk kebutuhan musim tanam mendatang. Panjang saluran irigasi yang diperbaiki diperkirakan dua kilometer dari Bendungan Cijoro. Sedangkan perbaikan dengan menggunakan peralatan manual, seperti cangkul. "Kami melakukan normalisasi saluran irigasi itu ditargetkan sepekan ke depan rampung," katanya.
Seorang petani di Blok Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak lainnya, Wardi (60), mengaku bersama petani lain memperbaiki jaringan irigasi di daerah itu agar bisa melaksanakan percepatan tanam. Ia menyebut kondisi saluran irigasi tersebut tidak normal akibat pendangkalan.
Petani setempat mulai melakukan percepatan tanam setelah dua pekan panen padi. "Kami berharap akhir Juni 2020 sudah bisa melaksanakan gerakan percepatan tanam dengan membaiknya saluran irigasi itu," katanya.
Kepala Bidang Irigasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Lebak Dade Yan Apriyandi mengatakan selama ini partisipasi petani untuk memperbaiki jaringan irigasi cukup besar dengan cara gotong royong.
Jaringan irigasi, katanya, diperlukan mereka untuk memenuhi ketersediaan air bagi tanaman padi hingga panen. Selama ini, pembangunan irigasi relatif kecil sehingga diperlukan partisipasi petani setempat.
Ia mengatakan jaringan irigasi yang dibangun pemerintah daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) cukup terbatas. Apalagi saat ini dana pembangunan jaringan irigasi ditangguhkan akibat pandemi Covid-19.
"Kami tahun ini pembangunan jaringan irigasi relatif terbatas dibandingkan 2019 sebanyak 18 unit irigasi dengan mengaliri ribuan hektare sawah," ujarnya.