Rabu 03 Jun 2020 13:33 WIB

Pengguna Melonjak, Zoom Naikkan Target Pendapatan Tahunan

Meningkat tajamnya pendapatan Zoom membuat biaya perusahaan juga naik lebih tajam.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Aplikasi video konferensi Zoom. Zoom Video Communications Inc (ZM.O) hampir meningkatkan target penjualan tahunannya pada Selasa (2/6). Hal itu didorong oleh lonjakan pengguna.
Foto: EPA
Aplikasi video konferensi Zoom. Zoom Video Communications Inc (ZM.O) hampir meningkatkan target penjualan tahunannya pada Selasa (2/6). Hal itu didorong oleh lonjakan pengguna.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Zoom Video Communications Inc (ZM.O) hampir meningkatkan target penjualan tahunannya pada Selasa (2/6). Hal itu didorong oleh lonjakan pengguna karena semakin banyak orang bekerja dari rumah dan terhubung dengan banyak teman secara online selama masa karantina pandemi Covid-19.

Meski begitu, biaya Zoom juga naik tajam. Eksekutif Zoom mengatakan, margin kotor perusahaan kemungkinan akan tetap di bawah norma historis Zoom pada kuartal mendatang. Saham Zoom berbasis di San Jose, California, pun turun 3,5 persen menjadi 200,75 dolar AS dalam transaksi setelah perdagangan pasar. 

Baca Juga

Zoom telah mengubah dirinya menjadi alat telekonferensi bisnis berskala global. Hanya saja, Zoom mendapat kecaman terkait masalah privasi dan keamanan sehingga mendorong mereka melakukan peningkatan.

Dilansir Reuters pada Rabu (3/6), perusahaan menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh dari sekitar 1,78 miliar dolar AS menjadi 1,80 miliar dolar AS. Lalu laba dari 905 juta dolar AS menjadi 915 juta dolar AS. 

Analis memperkirakan, pendapatan rata-rata Zoom sebanyak 935,2 juta dolar AS untuk tahun fiskal yang berakhir Januari 2021. Laporan kuartalan terbaru menunjukkan, perusahaan sekarang memiliki sekitar 265.400 pelanggan, dengan lebih dari 10 karyawan, angka itu meningkat hampir empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hanya saja, ada pula beberapa tanda kemungkinan popularitas Zoom akan melambat karena ekonomi dibuka kembali.

Chief Financial Officer Zoom Kelly Steckelberg mengatakan, penggunaan puncak Zoom terjadi pada April yakni sebanyak 300 juta peserta, angka tersebut sedikit menurun pada Mei. Perusahaan berharap bisa naik lagi di atas 300 juta.

Bukan pemain tunggal, perusahaan Zoom bersaing dengan Webex Cisco Systems Inc (CSCO.O), Microsoft Corp (MSFT.O) Tim, dan platform Google (GOOGL.O Meet Meet) untuk pelanggan yang membayar.

Zoom melaporkan pendapatan kuartal pertama fiskal sebesar 328,2 juta dolar AS. Jumlah itu mengalahkan perkiraan analis sebesar 202,7 juta dolar AS. 

Meningkat tajamnya pendapatan Zoom membuat biaya perusahaan juga naik lebih tajam. Biaya pendapatan perusahaan naik 330 persen menjadi 103,7 juta dolar AS. Beban biaya itu menurunkan margin kotor perusahaan menjadi 68,4 persen dari 80,2 persen pada tahun sebelumnya.

Salah satu biaya terbesar Zoom yaitu pusat data dan bandwidth untuk melakukan panggilan host. Perusahaan menjalankan beberapa pusat data sendiri, tetapi juga membayar layanan cloud computing dari Amazon.com Inc ( AMZN.O ) Amazon Web Services dan Microsoft. Pada April, Zoom menambahkan Oracle Corp ( ORCL.N ) sebagai vendor.

Steckelberg mengatakan, dari sisi panggilan, perusahaan berencana memperluas pusat data sendiri agar menjadi lebih efisien. Hal ini akan meningkatkan margin ke kisaran pertengahan 70 persen dalam beberapa kuartal berikutnya. 

Analis memperkirakan, margin kotor akan berkisar antara 79 persen dan 81 persen selama tahun mendatang. Tidak termasuk barang, perusahaan memperoleh 20 sen per saham di kuartal terakhir, mengalahkan estimasi analis yang 9 sen. Bisa dikatakan, saham Zoom meningkat lebih dari tiga kali lipat tahun ini. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement