Kamis 04 Jun 2020 10:05 WIB

Pendataan Masih Berlangsung Pascagempa M 4,8 di Aceh

Monitoring BMKG hingga pukul 6.40 WIB sudah tercatat delapan kali aktivitas gempa. 

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Agus Yulianto
Petugas BMKG memantau perkembangan gempa (ilustrasi).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Petugas BMKG memantau perkembangan gempa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memonitor dampak pascagempa berkekuatan M 4,8 yang terjadi di Aceh pada hari ini, Kamis (4/6). Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) masih melakukan pendataan pascagempa tersebut.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, gempa dirasakan masyarakat di Sabang, Banda Aceh dan Aceh Besar. "Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat, yakni guncangan yang dirasakan di Sabang III MMI serta Banda Aceh dan Aceh Besar pada II MMI," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (4/6).

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan kerusakan di Sabang. Laporan sementara mencatat kerusakan rumah di daerah Kelurahan Paya, Kecamatan Sukajaya, Sabang. BNPB mengimbau, masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh pada informasi palsu. Ia meminta masyarakat memastikan sumber informasi dari institusi resmi seperti BNPB, BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh atau Daerah.

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menambahkan, hasil monitoring BMKG hingga pukul 6.40 WIB sudah tercatat delapan kali aktivitas gempa. Aktivitas tersebut meliputi dua gempa pembuka atau gempa pendahuluan (foreshocks), selanjutnya gempa utama (mainshock) dan kemudian serangkaian lima gempa susulan (aftershocks). Menurut Daryono, segmen sesar Aceh adalah salah satu segmen sesar aktif sehingga dapat terjadi akumulasi tegangan (stress) kulit bumi di bagian Utara Sesar Besar Sumatra. 

“Setelah Gempa Aceh 2004 tampak di zona segmen Sesar Aceh ini aktivitas gempanya relatif sepi dari gempa signifikan,” kata Daryono dalam pesan digital.

Ia juga mengatakan, bahwa kondisi semacam ini dapat disebut sebagai “seismic gap” yaitu zona sepi gempa meski sesarnya aktif, hingga satu saat di zona ini dapat terjadi gempa signifikan. Untuk itu, segmen Aceh ini menjadi salah satu segmen sesar aktif yang patut diwaspadai.

Gempa bumi yang terjadi pada pukul 05.31 WIB di wilayah Aceh dan Sabang berada pada koordinat 5,50 LU dan 95,33 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 5 km Tenggara Banda Aceh pada kedalaman 10 km.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement