Kamis 04 Jun 2020 11:30 WIB

Bayi Perempuan Terlahir dengan Dua Mulut

Memiliki dua mulut dikenal dengan istilah diprosopus.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang bayi belum lama ini terlahir dengan dua mulut.
Foto: BMJ Journals
Seorang bayi belum lama ini terlahir dengan dua mulut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika kehidupan baru tumbuh di dalam rahim, dokter melakukan pemindaian, tes, dan memanfaatkan teknologi medis lainnya demi memastikan bahwa semuanya berjalan lancar. Tapi, terkadang ultrasonografi pranatal tidak cukup untuk menghindari anomali.

Dalam kasus medis yang langka dan telah didokumentasikan dalam Laporan Kasus BMJ, seorang bayi lahir dengan dua rongga mulut. Pemindaian selama trimester ketiga menunjukkan massa di dekat tulang rahangnya.

Baca Juga

Setelah kelahirannya, MRI dan CT scan di daerah rahang menunjukkan bahwa dua mulut ini bahkan berisi satu set gigi yang belum tumbuh, bibir, dan lidah yang bergerak bersamaan dengan lidah primernya setiap kali dia diberi makan.

Menurut para dokter dari Medical University of South Carolina, Amerika Serikat, yang menulis laporan kasus, kulit di sekitar mulut kedua tampak mengembangkan permukaan mentah dan sering mengeluarkan cairan bening yang bisa menjadi air liur, tapi tidak menyebabkan masalah pada saat bayi bernapas atau makan. Dia sangat mampu menggunakan mulut utamanya, yang tidak terhubung ke rongga mulut kedua ini.

BMJ melaporkan kondisi bayi perempuan itu sebagai diprosopus alias duplikasi struktur wajah. Kondisi ini adalah kelainan bawaan yang sangat langka dan hanya 35 kasus yang telah dilaporkan dalam literatur medis sejak 1900.

Ketika kondisi ini terjadi, yang terpengaruh sering kali ialah rahang atas dan bawah atau rongga mulut. Otak juga bisa terpengaruh, ketika kelenjar pituitari diduplikasi. Sangat sedikit yang diketahui tentang prevalensi kondisi ini, tetapi kasusnya lebih banyak terjadi pada wanita.

Kondisi ini juga dapat terjadi pada kembar siam. Diprosopus dapat menyebabkan masalah struktural kraniofasial lainnya, seperti bibir sumbing atau langit-langit mulut, sindrom Klippel-Feil, dan Pierre Robin Sequence, menurut laporan kasus.

Bagaimana perawatan bayi yang terlahir demikian? Ketika bayi itu berusia enam bulan, daerah mulut yang dobel dan jaringan lunak di daerah sekitarnya diangkat melalui pembedahan sambil mencoba untuk mempertahankan saraf wajah di sekitarnya.

Bayi itu mengalami pembengkakan di tempat pembedahan dan mengalami kesulitan merelakskan bagian kanan bibir bawahnya, yang menurut dokter disebabkan oleh hilangnya saraf. Di lain sisi, ia sembuh dengan baik, tanpa memerlukan perawatan lebih lanjut.

"Duplikasi kraniofasial pasien kami adalah kasus yang jarang yang disajikan sebagai anomali terisolasi, tanpa sindrom atau kelainan yang terkait," tulis para dokter yang merawatnya dalam laporan kasusnya, seperti dilansir dari laman Health 24, Rabu (3/6).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement