Kamis 04 Jun 2020 14:17 WIB

Presiden Iran Peringatkan Kemungkinan Pembatasan Kembali

Iran mungkin akan terapkan pembatasan karena penambahan infeksi Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker. Iran mungkin akan terapkan pembatasan karena penambahan infeksi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker. Iran mungkin akan terapkan pembatasan karena penambahan infeksi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan pembatasan kegiatan mungkin harus diberlakukan kembali untuk memerangi virus corona, Rabu (3/6). Hal ini dapat terjadi jika negara tersebut terkena gelombang infeksi kedua setelah pihak berwenang mengumumkan kasus baru.

"Jika di bagian mana pun di negara ini peringatan ini tidak ditanggapi dengan serius dan Tuhan melarang wabah penyakit memuncak lagi, pihak berwenang harus memberlakukan kembali pembatasan," kata Rouhani.

Baca Juga

Iran telah menderita wabah virus corona terburuk di Timur Tengah. Kondisi memaksanya untuk memberlakukan lockdown yang merusak ekonomi semakin berat akibat sanksi Amerika Serikat.

Pembatasan telah secara bertahap dicabut sejak April. Tetapi pembatasan telah diterapkan kembali di beberapa daerah setelah virus korona menyebar cepat di beberapa wilayah.

Kementerian Kesehatan melaporkan 3.134 infeksi baru dalam dua puluh empat jam terakhir, terbesar sejak 30 Maret. Penambahan ini membuat total kasus Covid-19 menjadi 160.696 dengan 8.012 orang telah meninggal dunia.

"Masalah ini akan menciptakan masalah bagi kehidupan sehari-hari warga negara dan juga akan membawa kerusakan ekonomi yang serius bagi masyarakat," ujar Rouhani.

Pegawai pemerintah telah kembali bekerja dan masjid dibuka kembali untuk digunakan sholat setiap hari pada akhir pekan lalu. Namun, pihak berwenang harus memberlakukan kembali pembatasan di provinsi selatan Khuzestan dan Sistan Baluchestan pada pertengahan Mei.

Rouhani mengingatkan masyarakat agar melakukan perjalanan untuk hal-hal penting saja. Pada akhir Mei, media pemerintah menerbitkan foto-foto jalan raya di Iran utara yang penuh dengan mobil ketika orang-orang Iran berbondong-bondong ke wilayah Kaspia, daerah liburan yang populer, selama liburan Idul Fitri.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement