REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Badan Intelijen Negara (BIN) berkomitmen membantu Kota Surabaya menekan angka penyebaran Covid-19 di daerah setempat. Hal itu karena wilayah tersebut merupakan episentrum dan angka penderita terkonfirmasi positif virus tersebut cukup tinggi.
"Selama beberapa hari ini BIN sudah menggelar tes cepat di beberapa titik untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Surabaya," ujar Kepala BIN Daerah Jawa Timur Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI M Syafei di Surabaya, Ahad (6/6).
Berdasarkan catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, hingga Sabtu (6/6), angka kasus terkonfirmasi positif di Surabaya mencapai 2.918 orang.
Bahkan, pihaknya memperpanjang kegiatan tes cepat massal di Surabaya yang sedianya berakhir 5 Juni 2020, menjadi 15 Juni 2020. "Gelaran tes cepat massal di Surabaya dimulai 29 Mei 2020. Perpanjangan ini juga berdasarkan arahan dari Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan," ucapnya.
Bagi masyarakat yang hasil tes cepatnya reaktif, dilanjutkan dengan tes swab, jika positif segera diisolasi di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Sedangkan, bagi mereka yang positif tes swab dan bergejala, akan dibawa ke rumah sakit rujukan.
Tes cepat kali ini juga diperuntukkan bagi pegawai PDAM Surabaya setelah satu orang pegawainya meninggal dunia beberapa hari lalu, karena diduga terindikasi gejalanya mirip Covid-19. "Ada 400 pegawai yang sudah dites cepat oleh Pemkot Surabaya, lalu sisanya 1.100 pegawai dilakukan hari ini. Tes dilakukan untuk mencegah adanya klaster baru di PDAM Surabaya," katanya.
Kegiatan tes cepat massal ini didukung tenaga medis, analis laboratorium dan tenaga pendukung 40 orang dari Jakarta dan dibantu 20 anggota BIN Daerah Jatim. Selain itu, juga disiapkan mobil laboratorium merupakan satu dari lima mobil laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) bersertifikat internasional. Setiap harinya, BIN menyiapkan 1.000 hingga 3.000 alat tes cepat beserta dua mobil lab untuk tes PCR atau swab.