REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Striker Juventus Paulo Dybala menegaskan para pemain sepak bola memiliki tanggung jawab kolektif untuk memerangi persoalan rasialisme. Ia pun mengutuk keras persoalan rasialisme baik di atas lapangan atau di luarnya.
"Kadang-kadang sulit untuk menempatkan diri pada posisi seseorang yang menderita rasialisme ketika Anda tidak benar-benar menderita itu, karena Anda tidak merasakannya," kata Dybala kepada CNN, dikutip Skysports, Selasa (9/6).
Penyerang asal Argentina mengatakan semua orang perlu bersatu dalam perang melawan diskriminasi rasial, setelah kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS). Ia percaya rekan setimnya siap untuk mengambil tindakan jika sesama pemain mendapat perlakukan minor dalam pertandingan-pertandingan Serie A Italia.
"Di sini, bukan hanya orang kulit berwarna yang seharusnya memerangi rasialisme. Di sini kita semua harus bersatu sebagai masyarakat, sebagai dunia untuk melakukannya," sambung La Joya, julukan Dybala.
Sebelumnya, kasus rasialisme kembali merebak setelah kematian George Floyd, seorang warga Amerika kulit hitam berusia 46 tahun. Ia meninggal akibat aksi semena-mena yang dilakukan seorang polisi kulit putih. Sejak itu, insiden tersebut telah memicu protes anti-rasisme yang meluas, di Amerika. Negara bagian Inggris dan seluruh Eropa Barat.
Jauh sebelum George Floyd, pentas sepak bola Italia juga memanas soal kasus rasialisme. Terbaru menimpa Kalidou Koulibaly dan Moise Kean. Sayang, otoritas liga dianggap tidak tegas dalam memberikan perlawan kepada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu, Dybala meminta pihak Lega Calcio dapat memberikan hukuman tegas terkait kasus rasialisme. "Italia harus lebih keras. Jika tidak, maka kita akan menjadi pemain yang harus mengambil langkah sendiri sehingga ini tidak terus terjadi. Karena kita berbicara tentang salah satu kompetisi terbesar di dunia," kata dia.