Kamis 11 Jun 2020 09:02 WIB

Jatim Beri Diskon Pajak Kendaraan Bermotor

Diskon Covid-19 akan diberikan kepada seluruh pemilik kendaaran kecuali plat merah

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah warga mengurus pembayaran pajak kendaraan bermotor
Foto: ANTARA/FB Anggoro
Sejumlah warga mengurus pembayaran pajak kendaraan bermotor

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memberi potongan atau diskon pajak kendaraan bermotor di tengah pandemi Covid-19. Potongan pajak pokok tersebut diberi nama 'Diskon Covid-19'. Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat, yang utamanya yang ekonominya terdampak wabah Covid-19.

"Kebijakan baru ini berlaku mulai Jumat 12 Juni sampai tanggal 31 Juli 2020," kata Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jatim, Boedi Prijo Soeprajitno, di Surabaya, Kamis (11/6).

Boedi menjelaskan, Diskon Covid-19 ini akan diberikan kepada seluruh pemilik kendaaran roda dua, roda tiga, roda empat, atau lebih. Kecuali kendaraan berplat merah. Artinya, diskon hanya diberikan kepada kendaraan berplat hitam atau kuning, baik milik perorangan atau badan. Boedi mengatakan, untuk kendaraan roda dua dan tiga diskon pajak yang diberikan sebesar 15 persen. Sedangkan untuk roda empat atau lebih diskonnya sebesar 5 persen.

Pembayaran pajak, kata Boedi, bisa dibayarkan di 46 kantor pelayanan Samsat Induk wilayah Jatim. Pajak juga bisa dibayarkan di kantor pelayanan unggulan termasuk drive through, serta di sejumlah pihak yang telah bekerja sama seperti Bank Jatim, Tokopedia, Link Aja, Griya Bayar Bank BTN, Indomaret, Alfamart, juga lewat PT Pos Indonesia, dan e-Samsat.

"Dengan metode ini, masyarakat bisa melakukan pembayaran selama 24 jam. Selain itu, juga membantu program pemerintah untuk melakukan jaga jarak," kata Boedi.

Meski demikian, lanjut Boedi, layanan secara langsung masih tetap beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan. Yakni, menyediakan wastafel untuk cuci tangan dengan sabun, memeriksa suhu tubuh, menyediakan hand sanitizer, serta kewajiban menggunakan masker dan menjaga jarak.

"Yang ditiadakan sementara adalah mobil samsat keliling. Karena ini khawatir berpotensi membuat kerumunan antrean," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement