REPUBLIKA.CO.ID, SEVILLE -- Penggemar berat Real Betis berkumpul di jembatan Puente de Triana, Seville, Selasa (9/6) malam waktu setempat. Berjarak dua meter, sekelompok ultras melepaskan kembang api hijau dan putih, hingga cahayanya memantul di sungai Guadalquivir. Situasi itu pun membuat kota Seville memanas.
Dikutip dari the Nationale, Kamis (11/6), menjelang kembalinya sepak bola Spanyol yang ditandai dengan derby Seville, Jumat (12/6) dini hari WIB, para penggemar menyanyikan lagu-lagu tentang saingan mereka, Sevilla, yang dianggap musuh abadi dalam derby yang dianggap paling sengit di Spanyol.
Semua orang mungkin mengenal El Clasico, pertarungan Barcelona dan Real Madrid. Namun Anda akan beruntung jika melihat ratusan fan mereka melakukan perjalanan saat tim kesayangan melakoni laga tandang.
Tidak seperti Inggris, Italia atau Jerman, Spanyol tidak punya tradisi fan yang senang melakukan perjalanan. Fan Espanyol dan Barca misalnya, meski berada di satu kota, tidak melakukan perjalanan ke kandang lawan.
Namun di Seville, salah satu kota paling menarik di Eropa saat ini, selalu ada tiga ribu fan yang datang ke kandang lawan. Apalagi, Seville dikenal dengan kecintaan fan terhadap sepak bola, salah satu alasan mengapa tim nasional Spanyol lebih sering tampil di kota tersebut.
Sevilla memang lebih banyak memenangkan trofi. Tapi Betis punya penonton di kandang yang jauh lebih besar, yaitu 48.819, dibandingkan Sevilla sebanyak 36.563. Walaupun, Sevilla mengambil nama kota, sehingga menikmati indentitas yang lebih besar di luar Spanyol.
Sukses di Eropa telah dibuktikan dengan rekor lima kemenangan di Piala UEFA/Liga Europa sejak 2006. Mereka juga memenangkan beberapa piala domestik dan Piala Super Eropa. Tetapi, sebelum Liga Europa 2006 menang melawan Middlesbrough, Sevilla tidak memenangkan trofi sejak 1948. Satu-satunya gelar Spanyol mereka datang pada tahun 1946.
Sementara Sevilla telah tampil di Liga Champions, dipuji karena perekrutan pemain mereka dari Daniel Alves ke Ivan Rakitic, dan berakhir di 10 besar setiap musim sejak mereka promosi pada 2001.
Seperti Sevilla, Betis juga promos pada 2001 setelah satu musim di divisi kedua. Dalam seluruh sejarah Betis, klub pendukung terbaik keempat Spanyol, telah memenangkan dua trofi dan memenangkan satu-satunya gelar liga pada tahun 1935 di bawah pelatih Irlandia Patrick O'Connell, yang juga bermain untuk Manchester United dan melatih Barcelona. Dia melakukan itu ketika Spanyol berada di ambang kehancuran sosial dan politik sebelum perang saudara.