REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Patung Christopher Columbus di Boston's North End, Amerika Serikat (AS), dirusak massa pada Rabu (10/6). Kepala patung dari tokoh penemu benua Amerika itu dipenggal hingga terpisah dari badannya.
Saat ini, area di sekitar patung telah dibatasi garis polisi. Kepolisian sedang menyelidiki aksi perusakan tersebut. Sementara, Wali Kota Boston Marty Walsh mengatakan, patung Columbus akan dipindahkan dari tempatnya. Diskusi akan diadakan untuk memutuskan apakah patung itu bakal didirikan kembali atau tidak.
"Kami akan melakukan percakapan di beberapa titik. Kami akan mengambil patung itu pagi ini dan menaruhnya di gudang untuk menilai kerusakan pada patung tersebut. Patung khusus ini telah mengalami perusakan berulang di Boston dan mengingat percakapan yang kita miliki sekarang di kota Boston dan di seluruh negeri, kami juga akan mengambil waktu untuk menilai makna historis dari tindakan ini," kata Walsh, dikutip laman CBS Boston.
Anggota masyarakat adat setempat telah meminta Marty memindahkan patung Columbus selamanya. "Ini adalah taman yang didedikasikan untuk supremasi kulit putih. Ini adalah taman yang didedikasikan untuk genosida adat,", kata Mahtowin Munro dari United American Indians of New England.
Munro mengatakan, dia dan anggota masyarakat adat lainnya sudah bertahun-tahun meminta agar patung Columbus diturunkan. Pesannya jelas, patung ini menggambarkan area di mana orang kulit putih disambut tapi orang-orang asli tidak diterima.
Selain di Boston, patung Columbus di Richmond, Virginia, juga dirusak dan dirobohkan massa pada Selasa (9/6). Patung itu kemudian dibuang ke danau. Perusakan patung-patung tokoh yang berkaitan dengan perbudakan tak hanya terjadi di AS, tapi juga beberapa negara lain, termasuk Inggris. Aksi itu menjadi bagian dari demonstrasi antirasialisme "Black Lives Matter".