Sabtu 13 Jun 2020 10:06 WIB

Biden Didesak untuk Hapus Pendanaan Militer AS ke Israel

Biden diminta jadi perantara jujur dalam menengahi konflik Israel dan Palestina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kandidat Presiden AS Joe Biden
Foto: EPA/Sergey Dolzhenko
Kandidat Presiden AS Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah koalisi yang mencakup lebih dari 50 organisasi mendesak Joe Biden untuk mengubah kebijakan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. Mereka meminta Biden untuk menjadi perantara yang jujur dalam menengahi konflik antara Israel dan Palestina.

"Memberikan perlindungan diplomatik yang tak terbatas kepada pemerintah Israel dan pembiayaan militer besar-besaran telah memungkinkan negara itu untuk mempertahankan pendudukannya, memperluas permukiman ilegal, memaksakan pengepungan selama 13 tahun dan mengobarkan tiga perang terhadap Gaza, mengesahkan undang-undang yang secara resmi menolak hak yang setara dengan Israel. Warga negara yang bukan Yahudi, semua di bawah lapisan perdamaian," ujar koalisi tersebut dalam sebuah surat, dilansir Middle East Eye.

Baca Juga

Surat itu ditandatangani oleh puluhan kelompok termasuk Code Pink, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Komite Layanan Teman Amerika dan Suara Yahudi untuk Aksi Damai. Dalam surat tersebut, mereka menyebutkan sejumlah daftar tuntutan, termasuk dukungan untuk mengkondisikan pendanaan militer AS ke Israel untuk mengakhiri pelanggaran Israel terhadap hak asasi manusia warga Palestina.

Tuntutan lainnya yakni kepatuhan terhadap semua hukum AS yang relevan, termasuk Undang-Undang Kontrol Ekspor Senjata dan Hukum yang melarang bantuan militer kepada para pelanggar hak asasi manusia. Koalisi organisasi juga menyerukan dukungan untuk meloloskan rancangan undang-undang yang melarang dana AS dalam pemenjaraan anak-anak Palestina, dan berjanji untuk memindahkan kedutaan AS kembali ke Tel Aviv dari Yerusalem.

Sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden AS pada awal 2017, dia telah memulai serangkaian langkah pro-Israel. Hal ini mengurangi harapan Palestina untuk memiliki negara yang merdeka.

Dalam kampanyenya, Biden yang merupakan calon presiden dari Demokrat telah berjanji untuk tidak memberikan bantuan dana militer tahunan sebesar 3,8 miliar dolar AS kepada Israel. Dia juga secara tegas mengecam rencana pencaplokan wilayah Tepi Barat. Namun di sisi lain, Biden akan tetap mempertahankan dukungan AS untuk Israel. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement