Ahad 07 Sep 2025 08:51 WIB

Pangeran MBS Beri Peringatan, Peluang Normalisasi Pupus Jika Israel Caplok Tepi Barat

Sebelumnya UEA juga memberikan peringatan serupa kepada Israel.

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.
Foto: Evelyn Hockstein via AP
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pencaplokan Tepi Barat oleh Israel akan memupuskan peluang normalisasi hubungan diplomatik dengan Arab Saudi, menurut Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) pada Sabtu (6/9/2025), menurut laporak KAN News, dilansir Jerusalem Post. Pernyataan MBS itu dilontarkannya di sela-sela pertemuan dengan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed (MBZ) di Riyadh.

Sebelumnya, MBZ juga mengeluarkan peringatan serupa, menegaskan bahwa pencaplokan Tepi Barat akan menjadi sebuah 'garis merah' yang bisa berujung pada keluarnya negara-negara Teluk dari kesepakatan Abraham Accords.

Baca Juga

Menurut laporan KAN mengutip sebuah sumber yang dekat dengan pihak kerajaan Saudi, Pangeran MBS dan MBZ setuju bahwa jika Israel melanjutkan upaya aneksasi Tepi Barat, maka penarikan negara-negara Teluk dari Abraham Accord akan sangat mungkin terjadi. Sumber itu juga menambahkan bahwa pencaplokan Tepi Barat akan membunuh peluang normalisasi antara Israel dan Arab Saudi.

Sumber itu menyebutkan, pencaplokan Tepi Barat artinya Israel masuk dalam permainan Iran dan Hamas, yang memiliki kepentingan memblok hubungan baik antara Israel dan negara-negara Arab. Laporan KAN juga menyebutkan bahwa, akhir tujuan Arab Saudi adalah pengaukan negara Palestina dan sebuah solusi dua-negara dari konflik yang saat ini terjadi.

Sebelumnya, Uni Emirat Arab memperingatkan Israel agar tidak melakukan aneksasi apapun di Tepi Barat. Uni Emirat Arab menegaskan, tindakan semacam itu bakal menjadi garis merah dan akan sangat merusak perjanjian normalisasi kedua negara yang dikenal sebagai Abraham Accords.

"Sejak awal, kami memandang Perjanjian (Abraham Accords) ini sebagai cara untuk memungkinkan dukungan berkelanjutan kami bagi rakyat Palestina dan aspirasi sah mereka untuk sebuah negara merdeka. Itulah posisi kami pada tahun 2020, dan tetap menjadi posisi kami hingga saat ini," ujar Utusan Menteri Luar Negeri UEA, Lana Nusseibeh, saat diwawancara Reuters, Rabu (3/9/2025).

Dia kemudian mengkritisi wacana soal aneksasi Tepi Barat oleh Israel. "Kami menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk menangguhkan rencana-rencana ini. Ekstremis, apa pun bentuknya, tidak boleh dibiarkan mendikte arah perkembangan kawasan ini," ucapnya.

"Perdamaian membutuhkan keberanian, kegigihan, dan penolakan untuk membiarkan kekerasan menentukan pilihan kita," tambah Nusseibeh.

photo
Peta rencana pemukiman E1 yang bakal memutus Tepi Barat dan Yerusalem Timur dan membunuh prospek Negara Palestina. - (JCSFA)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement