Senin 15 Jun 2020 13:02 WIB

Meski Ada 50 Bus, Penumpang KRL Capai 12.437 Orang

Jumlah penumpang KRL Commuterline meningkat empat persen pada Senin hari ini.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Ratna Puspita
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line mengantre dengan berdiri sesuai tanda jarak fisik (physical distancing) di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Penggunaan tanda jarak fisik di Stasiun Bogor tersebut untuk mengatur kepadatan dan membatasi jumlah penumpang dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 sesuai protokol kesehatan yang berlaku di masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Foto: ANTARA /Arif Firmansyah
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line mengantre dengan berdiri sesuai tanda jarak fisik (physical distancing) di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Penggunaan tanda jarak fisik di Stasiun Bogor tersebut untuk mengatur kepadatan dan membatasi jumlah penumpang dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 sesuai protokol kesehatan yang berlaku di masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintahan telah menyediakan layanan bus gratis untuk membantu mengurai penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor. Setidaknya telah terdapat 50 unit bus yang berasal dari Pemerintah DKI Jakarta sebanyak 30 unit, Pemeritah Kota Bogor 10 unit, dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) 10 unit.

Namun, jumlah bus itu tidak mampu mengurai jumlah penumpang KRL. Bahkan, pada Senin (15/6), sampai pukul 11.00 WIB jumlah penumpang malah meningkat empat persen atau 12.437 pengguna.

Baca Juga

"Angka ini bertambah empat persen dibanding Senin (8/6) lalu. Pengguna mengantre hingga ke selasar dari area parkir stasiun," kata Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba saat dihubungi, Senin.

Meskipun meningkat, Anne mengatakan antrean di Satasiun Bogor berlangsung tertib, mengalir, dan penumpang mengikuti marka dan arahan petugas untuk jaga jarak. Anne mengatakan, waktu yang dibutuhkan calon pengguna untuk mengantre telah berkurang hingga rata-rata di bawah 30 menit. 

"PT KCI juga menyediakan loket portabel tambahan untuk melayani transaksi Tiket Harian Berjaminan di area parkir Stasiun Bogor," kata Anne. 

photo
Bus milik Pemprov DKI Jakarta menunggu penumpang di Stasiun Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta menyediakan 50 unit bus sekolah yang akan mengangkut penumpang secara gratis untuk membantu mengurai penumpukan penumpang di stasiun-stasiun transportasi massal kereta api listrik (KRL) jurusan Bogor menuju Jakarta - ( ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

Selain di Stasiun Bogor, Anne menerangkan, antrean tertib dan mengalir juga dibarengi di stasiun-stasiun lain, seperti Stasiun Cilebut, Bojonggede, dan Rangkasbitung. Dia menyatakan, pihaknya terus berupaya meneggakan protokol kesehatan.

"Seluruh stasiun yang melayani KRL sepekan ini memang terus memaksimalkan upaya mengatur antrean dengan membuat skema zona antrean dan menambah marka di stasiun," jelas dia. 

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (persero) Didiek Hartantyo yang meninjau penumpang di Stasiun Bogor mengungkapkan rasa terima kasih ke pengguna KRL. Sebab, para pengguna KRL telah mengikuti antrean dengan sangat tertib.

"Inilah adaptasi yang senantiasa kita upayakan di masa transisi ini. Terima kasih pula untuk dukungan dari TNI, Polri, dan pemerintah sehingga kita dapat menyediakan layanan transportasi publik sesuai protokol kesehatan pada masyarakat," ungkap Didiek.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement