Senin 15 Jun 2020 21:53 WIB

BPTJ Catat 1.145 Calon Penumpang KRL Beralih ke Bus

Penyediaan bus lintas instansi itu bentuk komitmen melayani masyarakat.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Fuji Pratiwi
Petugas mengatur bus gratis yang disediakan di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6). Guna mengurangi kepadatan penumpang di stasiun-stasiun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kota Bogor, dan BPTJ menyiapkan bus gratis untuk mengangkut para pekerja yang hendak menggunakan transportasi massal KRL.
Foto: Prayogi/Republika
Petugas mengatur bus gratis yang disediakan di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6). Guna mengurangi kepadatan penumpang di stasiun-stasiun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kota Bogor, dan BPTJ menyiapkan bus gratis untuk mengangkut para pekerja yang hendak menggunakan transportasi massal KRL.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mencatat sebanyak 1.145 calon penumpang kereta rel listrik (KRL) pada Senin (15/6) beralih menggunakan bus. Setidaknya sebanyak 82 bus gratis dipersiapkan untuk mengurangi kepadatan penumpang KRL di stasiun se-Jabodetabek.

Kepala BPTJ  Polana B Pramesti menjelaskan, BPTJ telah menyediakan bus sejak 15 Mei 2020. Namun, semakin tingginya aktivitas masyarakat pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi membuat bus yang disediakan BPTJ tak lagi mencukupi.

Baca Juga

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lantas turut menyediakan 50 unit bus sedang, Pemerintah Kota Bogor sebanyak 10 unit bus sedang, dan Kementerian Perhubungan sebanyak 22 unit bus besar. Sehingga, kapasitas angkut bus menjadi lebih memadai.

"Kami tentunya mengapresiasi langkah langkah yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Bogor untuk berpartisipasi mengatasi permasalahan ini," ujar Polana dalam pernyataan pers, Senin (15/6).

Polana mengatakan, penyediaan bus lintas instansi itu dilakukan sebagai bentuk komitmen melayani masyarakat yang masih harus beraktivitas untuk menegakkan protokol kesehatan. Terutama, untuk memenuhi physical distancing atau jaga jarak fisik.

"Kami juga akan melakukan evaluasi untuk ke depan bagaimana agar masyarakat tetap terlayani," kata Polana.

Berdasarkan data BPTJ, dari 82 unit bus hanya 75 bus yang beroperasi membawa penumpang ke DKI Jakarta. Sedangkan, tujuh unit bus sisanya tidak beroperasi lantaran penumpang sudah terlayani KRL.

Adapun tujuh bus yang tidak beroperasi, yakni berada di Stasiun Depok Baru sebanyak tiga unit, Stasiun Cisauk dua unit dan satu unit masing-masing di Stasiun Tangerang dan Stasiun Tanah Tinggi. Polana menjelaskan bus dimulai pada pukul 05.15 WIB dan berakhir pada pukul 08.30 WIB dengan selang waktu rata-rata 15 menit sekali.

Sementara, jumlah penumpang terbanyak tercatat berasal dari Stasiun Bogor yaitu 706 orang yang diangkut dengan 30 bus sedang dan tujuh bus besar. Kemudian, dari Stasiun Bojong Gede tercatat, jumlah penumpang sebanyak 181 orang yang diangkut dengan 10 bus sedang. Stasiun Cilebut sebanyak 73 orang yang diangkut dengan 10 bus sedang dan Stasiun Depok Baru sebanyak 17 penumpang yang diangkut dengan tujuh bus sedang.

Adapun lintas Bekasi-Jakarta tercatat, sebanyak 81 orang diberangkatkan dari Stasiun Cikarang dengan lima bus besar dan 85 orang diberangkatkan dari Stasiun Tambun dengan lima bus besar. "Lintasan Tangerang Jakarta tidak banyak penumpang, yang diangkut yaitu hanya dua orang dari Stasiun Batu Ceper," kata Polana.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement