Selasa 16 Jun 2020 07:58 WIB

Infeksi Virus Corona Melonjak di Amerika Latin

Kasus dan kematian akibat corona di Brasil menempatkan negara itu jadi ke-2 tertinggi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Para aktivis  dari LSM Rio de Paz dengan mengenakan kostum  menggali kuburan simbolis dalam memprotes penanganan pemerintah terhadap pandemi COVID-19 di pantai Copacabana, di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (11/6). Kasus dan kematian akibat Covid-19 di Brasil telah melonjak drastis dan menempatkan negara tersebut menjadi yang kedua tertinggi di dunia.
Foto: AP / Leo Correa
Para aktivis dari LSM Rio de Paz dengan mengenakan kostum menggali kuburan simbolis dalam memprotes penanganan pemerintah terhadap pandemi COVID-19 di pantai Copacabana, di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (11/6). Kasus dan kematian akibat Covid-19 di Brasil telah melonjak drastis dan menempatkan negara tersebut menjadi yang kedua tertinggi di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Kasus infeksi virus corona secara global telah mencapai lebih dari 8 juta pada Senin (15/6). Sekitar 25 persen dari kasus tersebut atau 2 juta kasus berada di Amerika Serikat (AS), namun pandemi ini berkembang sangat cepat di Amerika Latin yakni sebesar 21 persen.

Kasus dan kematian akibat Covid-19 di Brasil telah melonjak drastis dan menempatkan negara tersebut menjadi yang kedua tertinggi di dunia. Angka kematian akibat virus corona di Brasil telah meningkat hampir 44.000.

Baca Juga

Para ahli kesehatan mengatakan, jumlah yang sebenarnya kemungkinan lebih besar daripada data resmi yang diungkapkan oleh pemerintah. Salah satu penyebab melonjaknya kasus virus corona di Amerika Latin adalah karena kurangnya pengujian.

Sementara itu, AS telah meningkatkan pengujian virus corona setelah mencatat lebih dari 116.000 kematian. Sejumlah wilayah di AS melaporkan sejumlah kasus baru dan rawat inap.

Ketakutan terhadap datangnya gelombang kedua virus corona mulai muncul di negara-negara yang terkena dampak parah. Terlebih, banyak negara mulai melonggarkan pembatasan sosial dan membuka kembali aktivitas ekonomi. Para pakar kesehatan meminta kepada masyarakat untuk tetap patuh kepada protokol pencegahan dengan mengenakan masker di tempat umum dan menjaga jarak sosial. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement