Selasa 16 Jun 2020 16:59 WIB

Mal di Bogor Belum Siap Beroperasi

Tidak semua tenant di mal diizinkan buka.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Friska Yolandha
Wali Kota Bogor Bima Arya. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih menunggu kesiapan mal untuk kembali beroperasi di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Foto: medsos
Wali Kota Bogor Bima Arya. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih menunggu kesiapan mal untuk kembali beroperasi di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih menunggu kesiapan mal untuk kembali beroperasi di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Musababnya, masih terdapat sejumlah catatan yang mesti dilengkapi pengelola mal.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, pengelola mal harus menyediakan counter shield di setiap tenant makanan. Kemudian, Bima meminta, ada petugas untuk mengatur antrean yang memandu pengunjung. Dengan demikian, tak akan terjadi penumpukan pengunjung.

Baca Juga

"Kalau itu sudah diperbaiki jadi nanti pihak pengelola mal menyampaikan kesiapannya ke kami untuk buka kapan. Jadi belum kami tentukan kapan, tergantung pengelola ini melengkapi kapan," ucap Bima usai meninjau kesiapan Mall Lippo Plaza Ekalokasari di Jalan Siliwangi, Kecamatan Bogor Timur, Selasa (16/6).

Bila syarat tersebut telah dipenuhi, Bima mengatakan, secepatnya mal dapat segera beroperasi. Setelah itu, mal yang telah beroperasi dapat melakukan tahap simulasi selama satu minggu ke depan.

Selain itu, Bima mewajibkan Closed Circuit Television (CCTV) mal tersambung ke layanan Balai Kota. Sehingga, Pemkot Bogor dapat memantau aktivitas yang berlangsung di mal.

Bima menjelaskan, mal yang telah diizinkan beroperasi tak lantas semua tenant dibuka. Dia menyatakan, tenant yang memiliki risiko tinggi seperti bioskop, tempat bermain anak, dan tempat kebugaran belum diperbolehkan beroperasi.

Jika tidak diatur dan diawasai petugas, Bima mengkhawatirkan, kembali terjadi kebiasaan normal tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Karena itu, dia menyatakan, pihaknya ingin memastikan pengelola menjalankan aturan tersebut.

"Restoran ini alurnya diatur, enggak bisa menumpuk. Kalo sudah penuh tidak boleh masuk," jelas dia.

Secara bertahap, Bima mengatakan, sistem pengaturan kepada customer dapat lebih maju dan modern. Ke depan, dia berharap, mall dapat menyediakan papan informasi yang dapat menunjukkan jumlah kapasitas pengunjung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement