REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil analisis data media sosial menunjukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki popularitas yang tinggi, tetapi kurang disukai. Berdasarkan analisis percakapan di media sosial, popularitas Anies di media sosial mencapai 64 persen.
Analis Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, mengatakan sebagai tokoh yang paling sering dibicarakan di media sosial, Anies mengungguli dua kepala daerah lain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Share percakapan atau popularitas di media online dan khususnya media sosial tentang dua gubernur di atas tidak jauh berbeda, Ridwan Kamil 17 persen dan Ganjar sedikit lebih tinggi, 19 persen," ujar Ismail dalam kajian daring yang digelar LP3ES, Selasa (16/6).
Kendati demikian, Anies juga mengungguli Ridwan Kamil dan Ganjar terkait sentimen negatif di media sosial. Tingkat kesukaan atau favorabilitas Anies sangat rendah, yakni 31 persen.
Sementara Ridwan Kamil menjadi yang tertinggi dengan 54 persen dan Ganjar sebesar 53 persen. "Berdasarkan konstruksi citra negatif, terlihat Anies paling tinggi dicitrakan negatif dibanding Ridwan Kamil dan Ganjar," kata dia.
Ismail menduga sentimen atau citra negatif terhadap Anies di media sosial karena banyak pihak yang kontra dengan kebijakannya. "Citra negatif terhadap Anies dominan pada seputar isu ketidakbecusan DKI menurunkan jumlah penderita Covid-19," ujar Ismail.
Sebaliknya, ia mengatakan, Ridwan Kamil dan Ganjar dinilai berhasil dalam hal konstruksi citra. Ia menilai hal itu tidak dapat dilepaskan dari aktivitas keduanya di media sosial.
Ridwan Kamil dan Ganjar aktif menggunakan media sosial untuk menyampaikan kebijakan. Melalui media sosial, ada sentimen positif yang selalu diberikan kepada mereka.
"Ganjar dan Ridwan Kamil terlihat aktif menyiarkan apa yang sedang dilakukan. Mereka berdua sering viral dan menjadi perhatian publik," ujar Ismail.
Ia menduga hal inilah yang membuat survei terbaru menyatakan elektabilitas atau tingkat keterpilihan Anies turun, sedangkan Ridwan Kamil dan Ganjar naik. Ismail menjelaskan, popularitas serta kontruksi citra merupakan elemen penting dalam elektabilitas.
Ia menjelaskan bahwa media sosial berdampak pada elektabilitas Ridwan Kamil dan Ganjar sekarang ini. Apalagi, media sosial dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan kebijakan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Sebaliknya, masih banyak pihak yang kontra dengan Anies di media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. "Hal ini diduga menjadi salah satu sebab tingkat elektabilitas Anies dalam periode ini menurun," ujar Ismail.
Belum lama ini, Indikator Politik Indonesia merilis survei yang menunjukan elektabilitas Anies turun, sedangkan Ridwan Kamil dan Ganjar naik. Pada survei yang dilakukan pada kurun 16-18 Mei lalu dengan metode kontak telepon, elektabilitas Anies mencapai 10,4 persen, atau turun 12,1 persen dibandingkan survei pada Februari 2020.
Sementara elektabilitas Ganjar pada Mei sebesar 11,8 persen atau naik 2,7 persen dibandingkan Februari 2020. Elektabilitas Ridwan Kamil naik 3,9 persen, yaitu dari 3,8 persen pada Februari menjadi 7,7 persen pada Mei 2020.