REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) mengatakan akan mengerahkan kembali pasukannya ke wilayah perbatasan Kaesong dan Gunung Kumgang. Hal itu diumumkan setelah ia menghancurkan kantor penghubung bersama antar-Korea.
“Satuan-satuan dari tingkat resimen dan sub-unit daya tembak yang diperlukan dengan misi pertahanan akan dikerahkan di kawasan wisata Gunung Kumgang dan kawasan industri Kaesong,” kata seorang juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea dalam sebuah pernyataan pada Rabu (17/6), dikutip laman kantor berita Korea Selatan (Korsel), Yonhap.
Gunung Kumgang dan Kaesong merupakan dua simbol utama rekonsiliasi antar-Korea. Selain mengerahkan pasukan, Korut pun akan mendirikan kembali pos-pos penjagaan di Zona Demiliterisasi.
“Pos-pos polisi sipil yang telah ditarik dari Zona Demiliterisasi di bawah perjanjian utara-selatan di bidang militer akan dibentuk lagi untuk memperkuat penjaga di garis depan,” ujar juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea.
Dalam laporan terpisah, kantor berita Korut, yakni Korean Central News Agency (KCNA), mengatakan Presiden Korsel Moon Jae-in hendak mengirim utusan khusus kepada pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un. Namun tawaran tersebut segera ditolak adik perempuan Kim Jong-un yang juga menjabat sebagai wakil direktur pertama dari Komite Sentra Partai Buruh Korea, Kim Yo-jong.
“Moon sangat suka mengirim utusan khusus untuk mengatasi krisis dan sering mengajukan proposal tak masuk akal. Tapi dia harus memahami dengan jelas bahwa trik seperti itu tidak akan lagi bekerja pada kami,” kata Kim Yo-jong.
Korut telah menghancurkan kantor penghubung antar-Korea yang terletak di Kaesong pada Selasa (16/6). Hal itu dilakukan karena Pyongyang menilai Seoul telah gagal menghentikan para aktivis anti-Korut, termasuk di dalamnya pembelot, untuk tidak menerbangkan selebaran yang mengkritik tajam rezim pemerintahan Korut.
Para aktivis anti-Korut dan pembelot memang kerap menerbangkan selebaran semacam itu menggunakan balon dari wilayah perbatasan. Korut menilai aksi demikian melanggar perjanjian antar-Korea.