Rabu 17 Jun 2020 12:35 WIB

Sinergi Petani dan Penyuluh Percepat Tanam Tangkal Kemarau

Petani dan penyuluh di Blitar percepat tanam padi dengan realisasi 170 hektar

Penyuluh Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur mendampingi petani di Kecamatan Wlingi mempercepat tanam padi pada fase New Normal untuk menangkal dampak musim kemarau.
Foto: BPPSDMP
Penyuluh Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur mendampingi petani di Kecamatan Wlingi mempercepat tanam padi pada fase New Normal untuk menangkal dampak musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Penyuluh Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur mendampingi petani di Kecamatan Wlingi mempercepat tanam padi pada fase New Normal untuk menangkal dampak musim kemarau. Saat ini 170 hektar sawah di Wlingi telah ditanami padi dari target 500 hektar pada Juni 2020 sementara luas baku sawah mencapai 1.525 hektar.

Penyuluh BPP Wlingi, Ninik melaporkan kinerja petani dari sejumlah kelompok tani di Kelurahan Tangkil, Kecamatan Wlingi kepada Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi pada video conference tiap Jumat 'Mentan Sapa Petani dan Penyuluh' (MSPP) pada Jumat pagi pekan lalu (12/6).

"Lahan persawahan di Wlingi, Blitar merupakan lahan irigasi teknis sehingga ketersediaan air untuk tanaman padi tidak bermasalah. Dalam dua tahun terakhir, bisa menanam padi lima kali, maksudnya dalam setahun bisa menanam dua hingga tiga kali," kata Ninik kepada Dedi Nursyamsi yang hadir memimpin kegiatan MSPP mewakili Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.

Penyuluh Ninik melaporkan via online bahwa penanaman serempak untuk mengantisipasi kekeringan pada musim kemarau serta memastikan ketersediaan pangan untuk kebutuhan lokal. Kelompok tani (Poktan) yang terlibat antara lain Poktan Lumayan, Sido Makmur, Rukun Tani Jaya, Sido Muncul di Kelurahan Tangkil.

"Varietas yg ditanam bervariasi antara lain IR 32, IR 64,  Inpari 32, Inpari 42, Mekongga, Ciherang, ketan hitam dan ketan putih. Sejumlah varietas tersebut sengaja ditanam, karena tahun lalu produktivitasnya lumayan tinggi, maksimal 7,5 ton per hektar," kata Ninik melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP).

Ketika Dedi Nursyamsi menanyakan ketersediaan benih dan pupuk, dia mengatakan bahwa sarana produksi (Saprodi) tersebut tidak bermasalah, karena selalu tersedia atas dukungan penyuluh mendampingi petani menyusun Rencana Definitif Kegiatan Kelompok (RDKK).

Penyuluh Pusat Bambang Gatut Nuryanto di Kementerian Pertanian RI melaporkan bahwa Kepala BPPSDMP mewakili Mentan Syahrul mengapresiasi para petani dan penyuluh Wlingi, yang berperan aktif memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kapasitas produksi melalui percepatan tanam padi MT II untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional. 

"Mentan berulangkali mengingatkan petani dan penyuluh tetap semangat bekerja di fase Normal Baru ini atau New Normal, dengan tetap memperhatikan dan menerapkan Protokol Kesehatan utamanya kenakan masker, hindari kerumunan, jaga jarak dan rajin cuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir sebelum dan setelah beraktifitas," kata Dedi Nursyamsi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement