REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Turnamen Tenis Grand Slam Prancis Terbuka akan digelar dengan kehadiran penonton. Hal ini diungkapkan kepala Federasi Tenis Prancis (FFT) Bernard Giudicelli pada Rabu (17/6). Kebijakan ini berbeda dengan US Open yang digelar tanpa penonton.
"Ini benar-benar tidak akan berada di balik pintu tertutup. Belum ada keputusan akhir tentang jumlah penonton, yang akan diputuskan oleh otoritas publik," kata Giudicelli, dilansir dari laman Reuters, Kamis (18/6).
French Open biasanya digelar pada akhir Mei. Untuk kali pertama, ajang ini dipindahkan menjadi 20 September-4 Oktober. Untuk slot undian utama telah didorong kembali satu pekan lagi.
Turnamen kualifikasi, yang telah dihilangkan dari rencana sebelumnya, akan diadakan seperti biasa. Kualifikasi akan dimulai pada 21 September sebagai pendorong bagi pemain peringkat rendah. Mereka telah sangat terpukul dengan kurangnya peluang mendapatkan penghasilan sejak turnamen tenis terhenti pada Maret. Giudicelli mengatakan tiket akan dijual sekitar akhir bulan atau pada awal Juli.
Dengan tiga turnamen Masters dan dua Grand Slam dalam kurun waktu tujuh pekan, para pemain mungkin harus membuat pilihan yang sulit. Namun Direktur French Open Guy Forget yakin para petenis papan atas akan muncul di Roland Garros.
"Tujuh puluh lima pemain dari 100 teratas saat ini berada di Eropa dan saya yakin mereka akan mempertahankan diri mereka dalam performa terbaik di Paris," kata Forget.
Giudicelli menambahkan bahwa Paris Masters akan diadakan pada tanggal yang dijadwalkan, mulai 31 Oktober-8 November.