Jumat 19 Jun 2020 10:28 WIB

Energi Negatif Melanda Pasar Sepeda Motor

Kenaikan uang muka pembelian motor turut menekan daya beli masyarakat.

Turun -- Penjualan sepeda motor tahun ini diprediksi turun hingga 45 persen
Foto: tahta aidilla/republika
Turun -- Penjualan sepeda motor tahun ini diprediksi turun hingga 45 persen

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Para pelaku industri otomotif  merasa bahwa tahun ini merupakan tahun yang sangat menantang. Hal itu juga dirasakan oleh industri sepeda motor yang mengaku pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa  bagi pasar roda dua.

Ketua Bidang Komersil Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, mengatakan, penjualan sepeda motor tahun ini diperkirakan akan anjlok. "Pada kuartal pertama telah terbukti bahwa pandemi memberikan dampak bagi penjualan kendaraan roda dua. Secara total, penurunannya  adalah sebesar 25,6 persen secara year to date," kata Sigit.

Penurunan itu  dinilainya  terbilang signifikan dan berpotensi berkontribusi cukup besar pada total penurunan tahun ini. Apalagi, kemungkinan penurunan pada bulan Mei juga diperkirakan cukup drastis. Namun, saat ini AISI masih menghimpun data penjualan yang tercatat setelah bulan April.

"Gambaran soal penjualan tahun ini mungkin dapat dilihat dari catatan penjualan pada semester pertama. Namun, saat ini AISI masih menunggu total penjualan pada bulan Juni ini untuk dapat melakukan rekapitulasi penjualan sepanjang semester pertama 2020," ujarnya.

Penurunan ini sangat berkaitan dengan dampak beruntun dari pandemi. Mengingat, kondisi ini memaksa masyarakat untuk menekan aktivitas, sehingga kebutuhan mobilisasi dengan kendaraan roda dua pun berkurang.

Apalagi, Covid-19 juga terbukti memberikan dampak dari sisi perekonomian masyarakat. Sehingga, daya beli masyarakat  turun dan anggaran pun dialokasian untuk keperluan lain yang lebih urgen.

Meski saat ini  menuju ke masa transisi untuk kemudian kembali mendongkrak pasar, namun  menurut Sigit, sepertinya hal itu butuh waktu untuk dapat membuat kondisi pasar kembali pulih. Oleh karena itu, AISI memperkirakan total penjualan di 2020  akan berada jauh di bawah pencapaian tahun lalu.

"Diperkirakan, total penjualan sepanjang 2020 turun sekitar 40 hingga 45 persen," kata dia. Artinya, jika tahun lalu  penjualan adalah sekitar 6,4 juta unit, maka angka penjualan tahun ini diperkirakan hanya berada pada di bawah empat juta unit.

Dampak  pandemi ini pun dirasakan oleh PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Manager Marketing YIMM, Antonius Widiantoro, menjelaskan, tahun ini memang tahun yang cukup sulit bagi para pelaku industri kendaraan roda dua.

"Penjualan Yamaha di Indonesia cukup terkena dampak dari pandemi. Namun, kami berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik di tengah masa yang menantang ini," kata Antonius.

Soal seberapa besar dampak Covid-19 bagi Yamaha, ia  belum dapat mengungkap angka pastinya. Namun, diperkirakan, kondisi ini  akan memberikan dampak signifikan bagi penjualan kendaraan roda dua pada semua segmen.

Kondisi yang cukup berat di semester pertama ini pun membuat PT Astra Honda Motor (AHM) memangkas target. Direktur Pemasaran AHM, Thomas Wijaya mengatakan, awalnya AHM mematok target penjualan yang sama dengan pencapaian  tahun lalu.

"Tahun lalu kami mencatat angka penjualan sekitar 4.9 juta unit. Melihat kondisi saat ini, maka kemungkinan pencapaian penjualan AHM hanya sekitar 2,8 hingga 3 juta unit sepanjang 2020," kata Thomas.

Pemangkasan target ini cukup realistis, mengingat daya beli masyarakat yang sedang lemah. Apalagi, demi mengedepankan prinsip prudential, maka sejumlah leasing pun menaikkan  uang muka, sehingga otomatis mempengaruhi daya beli konsumen.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement