Jumat 19 Jun 2020 19:48 WIB

10 Pemuda Papua Belajar Jadi Calon Pilot di NTB

Pemuda Papua belajar di Lombok Institute of Flight Technology (LIFT).

Kapten pilot (ilustrasi)
Foto: ABC News
Kapten pilot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebanyak 10 pemuda dari Provinsi Papua dan Papua Barat belajar menjadi calon pilot di Institute Teknologi Penerbangan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mereka belajar di sana agar nantinya bisa mengisi peluang kerja di sektor penerbangan.

"Sebanyak 10 orang dari Papua dan Papua Barat itu merupakan bagian dari 22 peserta didik yang sedang belajar menjadi calon pilot di sekolah ini," kata Kepala Sekolah Lombok Institute of Flight Technology (LIFT), Captain Abbas Yahya Ali, di Mataram, Jumat (19/6).

Baca Juga

Ia menyebutkan, anak-anak Papua dan Papua Barat tersebut bisa masuk di LIFT karena bantuan dari pemerintah daerah setempat yang terus melakukan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Seluruh anak-anak Papua tersebut menjalani proses belajar-mengajar selama 18 bulan. Mereka bergabung bersama peserta didik lainnya yang berasal dari Jakarta, Sulawesi, Medan, dan Pulau Jawa. Ada dari Australia satu orang, Amerika Serikat satu orang, Korea Selatan satu orang, dan dari Arab Saudi dua orang.

"Anak-anak dari Papua tersebut sangat bersemangat untuk belajar menjadi pilot. Mereka juga sudah mahir berbahasa Inggris karena sebelumnya diberikan pendidikan Bahasa Inggris oleh pemerintah daerahnya," ujar Captain Abbas.

Ke depan, ia berharap agar ada anak-anak NTB yang bisa masuk sekolah di LIFT karena peluang menjadi pilot sangat terbuka lebar. Apalagi pariwisata daerah ke depannya diperkirakan akan semakin maju, seiring berkembangnya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.

"Sekarang saja, saya diminta oleh jejaring saya untuk mencari 30 orang calon pilot terbaik lulusan LIFT karena sudah diakui kualitasnya, tapi saya tidak bisa menyanggupi karena saat ini peserta didik saya hanya 22 orang," kata Abbas.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement