Ahad 21 Jun 2020 11:36 WIB

Korut akan Balas Kirim Propaganda ke Korsel

Pembelot Korut mengirimkan selebaran propaganda lewat balon udara atau sungai.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Ledakan kantor penghubung antar Korea di Kaesong, Korea Utara, Selasa (16/6). Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah meledakkan gedung kantor penghubung antar Korea di perbatasan Korea yang tegang
Foto: KCNA via KNS
Ledakan kantor penghubung antar Korea di Kaesong, Korea Utara, Selasa (16/6). Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah meledakkan gedung kantor penghubung antar Korea di perbatasan Korea yang tegang

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) berjanji akan meningkatkan kampanyenya untuk mengirim selebaran propaganda ke Korea Selatan, Ahad (21/6). Keputusan itu mengingat antar-Korea tidak terikat dengan perjanjian lagi.

Ketegangan meningkat setelah Korut meledakkan kantor penghubung bersama. Aksi itu dilanjutkan dengan mengancam tindakan militer atas para pembelot di Korsel yang mengirim selebaran anti-Korut melintasi perbatasan.

Baca Juga

Media pemerintah Korut KCNA menyatakan, warganya marah atas sikap Korsel. Kondisi itu membuat masyarakat bersiap-siap untuk melakukan penyebaran selebaran skala besar secara mandiri. 

Kementerian Unifikasi Korsel yang menangani urusan lintas-perbatasan mendesak rencana tersebut harus dibatalkan. Permintaan itu mempertimbangkan alasan pelanggaran perjanjian damai.

United Front Department dari partai yang berkuasa di Korut yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea, menolak permintaan Kementerian Unifikasi Korsel. Penolakan beralasan kalau permintaan itu sebagai omong kosong yang tidak masuk akal.

"Mengingat kesalahan mereka sendiri, beraninya mereka mengucapkan kata-kata seperti penyesalan dan pelanggaran?" kata Juru bicara United Front Department dalam sebuah pernyataan melalui KCNA.

Juru bicara United Front Department menyatakan, Korsel perlu merasakan berada di posisi Korut dalam menghadapi selebaran propaganda. "Pihak berwenang Korsel akan dapat memahami sedikitpun betapa jijiknya kami pada mereka dan betapa menyinggung itu bagi kami," ujar lembaga itu.

Korut dan Korsel secara teknis masih berperang, sebab konflik 1950 hingga 1953 berakhir tanpa perjanjian damai. Keduanya telah melakukan kampanye selebaran selama beberapa dekade, tetapi sepakat untuk menghentikan semua tindakan bermusuhan dalam perjanjian perdamaian 2018.

Beberapa kelompok yang dipimpin pembelot dari Korut secara teratur mengirim selebaran, bersama dengan makanan, uang kertas 1 dolar AS, radio mini, dan  USB yang berisi drama dan berita Korsel. Benda-benda itu biasanya dikirim dengan balon melewati perbatasan atau dalam botol di sungai. Sedangkan, Pyongyang juga menggunakan balon dan pesawat nirawak untuk menerbangkan selebaran anti-Korsel. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement