Selasa 23 Jun 2020 05:38 WIB

Pangdam Jaya: Pelaku Pembunuhan Babinsa Sudah Ditahan

Pelaku yang mengaku Marinir masih diselidiki kebenarannya.

Rep: Erik PP/Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono (tengah).
Foto: Pendam Jaya
Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku penusukan anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Serda Saputra akhirnya ditangkap. "Pelakunya sudah ditangkap dan saat ini ditahan," kata Panglima Kodam Jaya, Mayjen Eko Margiyono, saat dikonfirmasi Republika, Senin (22/6) malam WIB.

Komandan Kodim (Dandim) 0503/Jakarta Barat, Kolonel (Kavaleri) Valian Wicaksono Magdi, menjelaskan, pelaku penganiayaan terhadap Serda Saputra di depan Hotel Mercure, Jalan Kali Besar, Tambora, pada Senin (22/6) dini hari WIB, telah ditangkap aparat gabungan pada Senin pagi.

Dia mengatakan, pelaku penganiayaan diduga oknum anggota TNI AL yang diringkus Polisi Militer (POM) TNI. Namun, Valian tidak menyebut pelaku sebagai prajurit Marinir aktif. "Oknum ya. Saat kejadian, yang bersangkutan (pelaku) mengaku demikian," ujar Valian di Jakarta, Senin.

Adapun pelaku yang tengah diselidiki merupakan pelaku utama. Valian tak memberi jawaban pasti ketika disinggung apakah pelaku penusukan terhadap Serda Saputra hanya satu orang atau lebih. "Dalam penyelidikan. Kita sudah lihat CCTV dan sebagainya, tapi nanti apakah yang lain terlibat atau gimana itu kan nanti dari hasil penyelidikan," kata Valian.

Dia menuturkan, kronologi penusukan itu bermula saat Serda Saputra bertugas di Hotel Mercure pada Senin (22/6) dini hari WIB. Tiba-tiba, menurut dia, terjadi keributan di dalam hotel. Saat itu Serda Saputra berusaha menyelesaikan perselisihan tersebut.

Serda Saputra saat itu berusaha melerai aparat keamanan hotel dengan orang yang mengaku perwira itu karena kedua pihak bersitegang di depan pintu hotel. "Dia sedang bertugas. Saat itu memang ada orang tak dikenal, tamu, mengamuk di Mercure," ujar Valian.

Nasib nahas menimpa Serda Saputra. Saat berusaha mencegah keributan, justru dia menjadi korban tertusuk senjata tajam oleh pelaku. Hal tersebut menyebabkan dia meninggal dunia. Valian menyebut, Serda Saputra saat itu sedang mengamankan karantina mandiri dari pekerja migran Indonesia yang baru pulang dari luar, salah satunya ditempatkan di Grand Mercure Batavia.

"Kita kan dilibatkan karena kita kan masuk dalam satgas tersebut. Jadi, ketika terjadi keributan, anggota kita mencoba menyelesaikan, tapi malah almarhum yang tertusuk," ujar Valian.

Dalam kronologi insiden yang didapat Republika, pelaku yang mengaku sebagai perwira Marinir itu sempat mengeluarkan tembakan ke arah udara sebanyak tiga kali, sebelum Serda Saputra terkena luka di bagian dada dan punggung bawah. Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Husada untuk menjalani peratawan medis, nyawa korban akhirnya tidak tertolong.

Meski begitu, Valian menegaskan, korban meninggal akibat luka tusuk. "Dia meninggal karena ditusuk," ujar abiturien Akademi Militer (Akmil) 1998 ini.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Penerangan Marinir Letkol Gugun Saiful Rachman mengatakan, pihaknya masih menyelidiki apakah pelaku memang seorang Marinir atau bukan. "Kami cari kebenarannya dulu ya," kata Gugun saat dikonfirmasi Republika.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement