REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI - Pemerintah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua sedang memverifikasi data penerima bantuan dari Kementerian Sosial melalui program PKH, BPNT dan BST. Asisten II Sekda Kabupaten Jayapura, Edi Susanto mengemukakan disamping program-program bantuan sosial dari daerah, ada program bantuan dari pusat yakni program keluarga harapan (PKH), program bantuan pangan nontunai (BPNT), dan bantuan sosial tunai (BST).
Untuk data penerima PKH, BPNT dan BTS, menurut dia, pada saat itu permintaan data dari pemerintah pusat itu relatif waktunya berdekatan, sehingga dari sekian ribu penerima bantuan itu memang ada beberapa yang tercatat atau terindikasi pendobelan.
"Inilah yang sementara dilakukan verifikasi kalau memang dobel maka salah satu yang disampaikan. Misalkan, BST yang disalurkan oleh Kantor Pos itu ada perbaikan data karena yang bersangkutan ada masuk di program PKH dan juga program penerima bantuan yang lain, perbaikannya sementara berjalan," katanya, Selasa (23/6).
Lanjut dia, wilayah Kabupaten Jayapura cukup luas, sehingga perlu ada sinkronisasi data. Diharapkan dengan sinkronisasi data dan juga pelaporan kembali ke Kementerian Sosial, tidak lagi ada pendobelan penerima bantuan.
Meski demikian, kata dia, ketiga program bantuan dari pemerintah pusat itu sudah ada dan sudah disalurkan. Untuk PKH dan BPNT sudah disalurkan di 19 distrik, lima kelurahan, dan 139 kampung. Sementara untuk BST, disalurkan di 11 distrik yang ada di Kabupaten Jayapura, disamping itu juga ada bantuan langsung tunai yang bersumber dari dana desa.
Edi merinci, keluarga penerima PKH di 19 distrik yang ada di Kabupaten Jayapura sebanyak 5.184 keluarga, kemudian keluarga penerima manfaat dari program BPNT sebanyak 7.204 keluarga di 19 distrik yang ada di wilayah tersebut. Selanjutnya, BST sebanyak 3.303 keluarga di 11 distrik yang ada di kabupaten itu.
"Bantuan-bantuan ini diharapkan nantinya bisa meningkatkan produksi ketahanan pangan lokal dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan daerah," ujarnya.
Selain itu, tambah dia, bisa menggerakan masyarakat sehingga tidak tergiur lagi dan selalu jalan ke kota tetapi memanfaatkan lahan pekarangannya untuk berproduksi.