Advertisement

In Picture: Kekhawatiran Warga Indonesia di Enam 'Hotspot' Virus Corona di Melbourne

Kamis 25 Jun 2020 13:19 WIB

Red:

Lowongan pekerjaan juga menjadi susah, yang tadinya saya harapkan terbuka luas.

Hanya dalam kurang sepekan, penularan virus corona di negara bagian Victoria telah meningkat menjadi puluhan di enam wilayah.

  • Negara bagian Victoria mencatat 20 kasus baru virus corona dalam semalam
  • Tujuh kasus baru diketahui terkait dengan penularan yang sudah diketahui sebelumnya
  • Delapan kasus kemungkinan karena penularan antara warga selama beberapa hari
  • Otoritas kesehatan akan memperbanyak tempat tes virus corona

 

Enam wilayah (council) di pinggiran pusat kota Melbourne yang disebut sebagai 'hotspot' penularan virus corona saat ini adalah Hume, Casey, Brimbank, Moreland, Cardinia dan Darebin.

Diketahui ada lebih dari sejuta orang tinggal di enam wilayah tersebut dan membuat otoritas kesehatan di negara bagian Victoria sedang memantau ketat 1.000 orang yang pernah berinteraksi yang mereka yang dinyatakan positif virus corona.

Ros Fiyani asal Jakarta adalah salah satu warga yang tinggal di Narree Warren, sekitar 38 km dari pusat kota Melbourne, yang masuk dalam wilayah (council) Casey.

 

Ros baru saja pindah ke Australia sekitar tiga bulan lalu dan sudah melewati masa karantina wajib bagi mereka yang datang dari luar negeri. Kepada ABC Indonesia ia mengaku kalau sempat berharap untuk bisa lebih banyak beraktivitas setelah Australia secara nasional melonggarkan aturan.

"Tentu menjadi tidak leluasa, berbeda dengan kemarin, sebelum kemudian diperketat lagi," kata Ros kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

"Untuk belanja sehari-hari sekarang harus lebih berhati-hati, apalagi bawa anak-anak," ujarnya.

Saat pertama kali mendengar jika wilayah ia dan keluarganya tinggal masuk kategori 'hotspot', Ros mengaku merasa khawatir.

"Pastinya khawatir dan kaget juga … tadinya kita mulai lega karena penularan di Melbourne turun, sekarang keluar lagi imbauan untuk berhati-hati."

 

Ros mengaku kecewa, tapi bukan karena tidak bisa bebas berjalan ke taman, katanya tapi juga soal mencari pekerjaan.

"Kecewa … lowongan pekerjaan juga menjadi susah, yang tadinya saya harapkan terbuka luas, sekarang jadi tertutup kembali.

Harus waspada saat angka bertambah

 

Redya Febrianto, adalah warga Indonesia yang tinggal di kawasan Brunswick West dan masuk ke wilayah Moreland.

Sama seperti Ros, Redya juga mengaku jika dirinya kaget karena sebelumnya ia dan keluarganya mulai santai setelah kasus penularan di Melbourne turun.

Ia mengatakan meskipun khawatir, tapi peningkatan kasus tidak membuat dirinya panik.

 

"Tidak ada larangan yang baru, kita tetap bisa kemana-mana, hanya mungkin sebagai pencegahan, kita akan … ke supermarket seminggu sekali," ujar Redya.

"Kita sekeluarga akan menambah porsi diam di rumah dan lebih berhati-hati dengan apa yang diperbolehkan [untuk dilakukan]."

Pria yang sudah dua tahun tinggal di Melbourne ini mengaku jika kekhawatirannya saat ini adalah sekolah yang kembali di tutup.

Salah satu alasannya adalah karena menyekolahkan anak dari rumah sebagai sebuah pilihan yang berat, seperti dialami orangtua lainnya di Australia.

Menanggapi jumlah penularan di Melbourne yang masih sedikit dibandingkan di kota-kota di Indonesia, Redya berpendapat bukan angka yang jadi tolak ukurnya.

"Saya tidak terlalu peduli dengan jumlahnya, tapi yang jelas harusnya ketika angkanya bertambah, orang semakin waspada."

'Pentingnya menjaga jarak'

 

Kepala negara bagian, Premier Daniel Andrews mengatakan pandemi virus corona belum berakhir.

Karenanya ia kembali mengingatkan pentingnya untuk menjaga jarak aman antara individu, atau 'physical distancing', tidak bersalaman, atau berpelukan dan memberikan kecupan.

"Jika sakit, jangan keluar. Jika ada gejala meski ringan, harus dites dan jika diminta dikarantina maka harus melakukannya," ujar Premier Andrews.

"Jika warga tidak melakukan hal yang benar … dan menghabiskan waktu dengan lainnya, maka kemungkinan akan menularkan virus."

Akhir pekan lalu, Premier Andrews mengatakan pertemuan keluarga besar telah menjadi pemicu mengapa penularan virus corona kembali terjadi di sejumlah wilayah.

 

Kembali ke Narree Warren, Ros mengaku yakin jika Pemerintah Victoria akan bisa menangani penularan yang tiba-tiba bertambah ini.

"Tetap tenang dan pasti bisa diatasi karena penanganannya selama ini juga cukup baik," kata Ros.

"Ikuti aturannya saja biar pandemi ini cepat hilang dan kita bisa ketemuan lagi, kumpul-kumpul lagi sesama warga Indonesia," kata Ros.

Kasus COVID-19 terbaru di Victoria dalam 24 jam terakhir
  • Tiga karyawan di klinik gigi Hampstead Dental daerah Maidstone
  • Satu kasus baru terkait dengan toko H&M yang berada di pusat perbelanjaan Northland, total menjadi lima kasus
  • Satu kasus terkait penularan di St Monica's College di Epping, total menjadi tiga kasus
  • Tiga kasus terkait dengan penularan di keluarga asal Keilor Downs, total menjadi 15 kasus
  • Pria berusia 80 tahun meninggal dunia karena COVID-19

*Data hingga Rabu siang (24/06/2020)

 

Jumlah peningkatan penularan antara warga di Victoria telah membuat otoritas kesehatan di Victoria untuk lebih banyak membuka tempat tes virus corona di wilayah 'hotspots'.

Diantaranya adalah dengan menyediakan layanan tes 'drive through', meski menyebabkan kemacetan seperti di pusat perbelanjaan Chadstone.

Mulai hari Rabu (24/06), 'drive-through' testing akan dilakukan di Highpoint Shopping Centre, Pacific Werribee Shopping Centre dan Pacific Epping Shopping Centre, mulai dari 8 pagi hingga 7 malam.

Bagi anda yang tinggal di negara bagian Victoria, bisa temukan tempat-tempat tes virus corona di situs Department of Health and Human Services (DHHS) website.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia

Sumber : https://www.abc.net.au/indonesian/2020-06-24/kabar-warga-indonesia-yang-tinggal-di-kawasan-hotspot-australia/12384100
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 

Ikuti Berita Republika Lainnya